Jumat 13 Mar 2020 19:14 WIB

Bahaya Pasien Positif Corona yang Sempat Kabur dari RS

Pasien positif corona rentan tularkan virus jika keluar dari ruang isolasi RS.

Red: Andri Saubani
Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).(Antara/Hafidz Mubarak A)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).(Antara/Hafidz Mubarak A)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Susilawati, Rr Laeny Sulistyawati, Dessy Suciati Saputri

Juru Bicara Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Erlina Burhan, pada Jumat (13/3) menjelaskan ada satu orang yang telah dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta keluar dari ruang isolasi tanpa izin tim medis. Namun, pada Jumat sore, pihak RSUP Persahabatan mengabarkan pasien tersebut telah kembali ke RS.

Baca Juga

"Keluar dari RS Persahabatan tanpa kita ketahui ini apakah dia kemudian dijemput dan dirawat di rumah sakit (lainnya)," ujarnya saat konferensi pers di RS Persahabatan pada Jumat (13/3).

RS Persahabatan mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Sebab pasien itu secara diam-diam meninggalkan ruang isolasi yang memang tidak terkunci.

Dikonfirmasi Republika, Jumat sore, Direktur Utama RSUP Persahabatan Rita Rogayah mengakui, meski sempat kabur, pasien tersebut telah kembali. "Pasien sudah kembali ke RS Persahabatan. Dia diantar Dinas Kesehatan," ujarnya.

Menurut praktisi kesehatan, Prof Ari F. Syam, pasien positif Covid-19 yang kabur dari RSUP Persahabatan bisa diduga berpotensi aktif dan produktif. Dia berpotensi menularkan penyakitnya kepada orang lain.

"Jadi menurut saya, memang ya harus dicari ke mana larinya. Tugas polisi untuk mencari dia di mana, di rumahnyakah atau di mana. Segera harus ditangani," ujarnya ketika dihubungi Republika, Jumat (13/3).

Ketika seseorang dinyatakan positif corona, maka dia berpotensi menularkan kepada orang sekitarnya terutama yang melakukan close contact. Tetapi, bila pasien ini naik kereta atau angkutan umum lainnya tidak terlalu berpotensi.

"Yang berpotensi itu yang di dalam mobil. Kalau dia di dalam ruangan, beberapa dimonitor seperti di Singapura kan di restoran. Ya memang ada potensi tapi close contact artinya kontak yang lama. Kalau jalan kaki di jalan raya atau naik kereta tidak terlalu berisiko. Kalau satu taksi bisa. Tergantung orang yang dekat juga, apakah daya tahan tubuhnya bagus," paparnya.

Mendengar kabar, pasien tersebut kabur bersama keluarga, menurut Adi, pihak keluarga pasien itu kemungkinan bisa tertular. Sehingga, kondisi pasien positif corona yang bisa keluar dari ruang isolasi bisa membahayakan.

"Sebaiknya dicari posisi di mana ketika dia positif dia berpotensi menularkan."

Soal kemungkinan penyebab pasien corona RSUP Persahabatan melarikan diri, Ari menyinggung masalah psikologis. Ditambah lagi stigma negatif dari masyarakat terhadap pasien positif corona.

"Tambahan lagi begitu. Macam-macam lah. Orang ini kan kecemasan stres tapi masing-masing berbeda."

Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto membantah terdapat satu pasien positif corona yang kabur dari rumah sakit. Menurut dia, pasien tersebut kembali pulang ke rumah bersama keluarganya karena masih belum diketahui hasil pemeriksaannya.

"Dia itu pulang dulu karena hasilnya belum ada dan sekarang hasilnya sudah ada," ujar Yurianto di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (13/3).

Yurianto mengatakan, ketika hasil pemeriksaan sudah diketahui positif, maka dinas kesehatan langsung menjemput pasien tersebut. Saat ini pasien itu pun sudah dirawat dan diisolasi kembali di RS Persahabatan.

"Dia sekarang sudah ada di RS Persahabatan. Ya pasti di-tracing-lah, baliknya dijemput sama dinas kesehatan," kata dia.

Menurut dia, pasien tersebut kembali ke rumah selama satu hari selama hasil pemeriksaan belum diketahui. "Yang kabur cuma sehari saja kok dibilang kabur," tambahnya.

photo
WHO Nyatakan Wabah Corona Sebagai Pandemi - (Republika)

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَالُوْا نُؤْمِنُ بِمَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُوْنَ بِمَا وَرَاۤءَهٗ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُوْنَ اَنْۢبِيَاۤءَ اللّٰهِ مِنْ قَبْلُ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur'an),” mereka menjawab, “Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.” Dan mereka ingkar kepada apa yang setelahnya, padahal (Al-Qur'an) itu adalah yang hak yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman?”

(QS. Al-Baqarah ayat 91)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement