Selasa 17 Mar 2020 07:15 WIB

Pemerintah Akui Pembangunan Smelter Berpotensi Molor

Saat ini rata rata total progress pembangunan smelter berkisar angka 30-40 persen.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Smelter (Ilustrasi)()
Smelter (Ilustrasi)()

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merebaknya wabah corona memaksa proyek proyek smleter yang seharusnya dalam waktu dekat beroperasi berpotensi akan mundur. Hal ini karena adanya wabah corona yang membuat perekonomian melambat.

Meski molor dari target, namun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan tetap optimis proyek pabrik pemurnian tetap akan dibangun dan selesai. Ia menjelaskan hal ini hanya persoalan waktu saja.

Baca Juga

"Kemudian menyangkut target pemurnian meleset itu target waktu saja," ujar Luhut, Senin (16/3).

Ia menjelaskan tahun ini beberapa pabrik pemurnian bahkan tetap akan melakukan produksi karbon steel. Tak hanya itu, meski secara pabrik pemurnian mengalami molor operasi, namun untuk pembangunan pabrik lithium baterai tetap akan dibangun.

"Kemudian minggu lalu ground breaking untuk persiapan litium baterai. Memang agak terlambat karena pekeraannya banyak cuti tahun baru cina," ujar Luhut.

Sebelumnya, Kementerian ESDM tetap berharap pengerjaan pabrik pemurnian atau smelter masih bisa selesai tepat waktu. Meski memang tak bisa ditampik, wabah corona membuat pengerjaan pabrik pemurnian tersendat.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono menjelaskan saat ini rata rata total progress pembangunan smelter berkisar angka 30-40 persen. Terutama untuk pabrik pemurnian nikel, masih mengalami progres pembangunan sesuai target.

Hanya saja, Bambang mengakui pada kunjungannya ke pabrik pemurnian, Virtue Dragon di Konawe mengalami penundaan pembangunan beberapa waktu ini. Wabah corona memaksa para pekerja Cina yang pulang ke negara asalnya tak bisa masuk ke Indonesia.

"Smelter yang masih dalam tahap pengembangan ini terganggu karena tenaga kerja yang pulang ke China tidak bisa masuk lagi ke Indoesia. Virtue Dragon saat ini kan memang sedang mengembangkan pabrik baja atau stainless steel. Ada 300-400 orang pekerja tidak bisa kembali," ujar Bambang di Kantor Ditjen Minerba, Kamis (12/3).

Meski tertunda, namun Bambang berharap wabah corona ini tak berlangsung lama sehingga semua proyek bisa tetap on schedule. Ia mengatakan, jika melihat perkembangan di Cina saat ini memang berangsur pulih, namun sebaran pendemi ini apakah akan meluas atau tidak Bambang tak punya bayangan.

"Artinya walupun terdampak kemungkinan situasi kembali lebih baik. Sebab itu, saya berharap hal ini tidak menggangu dan tetap bisa survive apakah ekspor maupun produksi. Saya harapannya seperti itu," ujar Bambang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement