REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membenarkan tiga dokter mengembuskan napas terakhir akibat terserang virus novel corona (Covid-19) usai menangani pasien yang positif terinfeksi virus itu. Karena itu, IDI meminta kebutuhan alat pelindung diri (APD) segera dipenuhi.
"Iya benar, tiga dokter yang meninggal dunia yaitu dokter spesialis saraf Hadio Ali Khazatsin, spesialis bedah Djoko Judodjoko, dan spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) Adi Mirsa Putra," ujar Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (23/3).
Ia menambahkan, berdasarkan informasi yang dihimpun dari sesama dokter, tiga tenaga medis ini tertular Covid-19 usai merawat pasiennya.
Sayangnya, dia melanjutkan, IDI belum mendapatkan informasi resmi dari pemerintah. Bahkan, dia melanjutkan, permintaan APD yang telah dikeluhkan dan diutarakan IDI hingga kini belum dipenuhi pemerintah.
"Belum. Kami sangat memohon untuk segera terpenuhi," katanya.
Dia menegaskan, APD ini penting untuk segera dipenuhi karena untuk keamanan dan perlindungan dokter. Sehingga diharapkan tidak ada lagi korban meninggal karena tidak menggunakan APD yang memadai usai menangani pasien.
Sebelumnya tiga dokter dikabarkan mengembuskan napas terakhir akibat terinfeksi Covid-19. Mereka diduga terinfeksi Corona dari pasien yang dirawatnya. Ketiganya sempat menjalani perawatan di rumah sakit, tapi nyawa mereka tak dapat diselamatkan.