Senin 23 Mar 2020 05:55 WIB

Lima Dokter Diisolasi, Pemkot: Belum Ada Data Masuk

IDI belum menerima laporan dari Dinas Kesehatan maupun RS yang menjadi rujukan.

Rep: Nugroho Habibi / Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bogor Bima Arya (kanan) dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.
Foto: Republika/ Wihdan
Wali Kota Bogor Bima Arya (kanan) dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menjelaskan belum ada data yang masuk terkait dugaan adanya lima dokter yang diisolasi di Bogor. Karena itu, Pemkot Bogor masih enggan berkomentar banyak mengenai kabar tersebut.

"Yang masuk ke kita dalam database Kota Bogor belum ada. Jadi saya belum bisa (memastikan),” kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim saat menggelar jumpa pers secara daring, Ahad (22/3).

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menduga masih terdapat sejumlah tenaga medis yang terinfeksi virus corona jenis baru atau Covid-19. Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban menuturkan, memperoleh sejumlah laporan yang masih belum dapat terkonfirmasi.

Zubairi mengaku, mendapatkan laporan dari sejumlah daerah terkait terpaparnya tenaga medis. Seperti, dokter paru di Medan yang terkonfirmasi covid-19 dan meninggal, ada dokter paru, bedah, THT, spesialis syaraf dan dokter gigi di Jakarta PDP.

Ketua Dewan Pertimbangan IDI itu melanjutkan, ada juga laporan seorang perawat di Jakarta meninggal. Juga, kata dia, ada laporan bahwa di Bogor sekitar lima dokter sedang diisolasi.

"Ini data internal kami, tapi ini memang bukan data yang solid karena itu berdasarkan laporan yang masuk ke IDI," Zubairi.

Dedie menjelaskan, masih belum dapat mengonfirmasi adanya dokter yang diduga sedang diisolasi di Bogor. Sebab, dia mengaku, masih belum menerima laporan dari Dinas Kesehatan maupun RS yang menjadi rujukan.

Dalam penaganan Covid-19, Dedie menjelaskan, data akan masuk usai adanya orang-orang yang diduga terinfeksi Covid-19. Sebab, status orang yang diisolasi harus melalui identifikasi sesuai protokol yang ditetapkan.

"Sampai sekarang belum. Kita menunggu. Karena gini, penetapan seseorang (identifikasi) apakah ODP, PDP itu kita menunggu dari rumah sakit ada jenjangnya sesuai protokol," kata dia.

Di sisi lain, jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 di Kota Bogor bertambah dari yang sebelumnya tiga pasien menjadi tujuh pasien. Satu di antaranya meninggal dunia yang diketahui merupakan seorang dokter.

Tiga pasien yang telah terkonfirmasi sebelumnya yakni, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, stafnya dan satu PDP yang dinyatakan positif Covid-19 dirawat di RSUD Kota Bogor. Tiga pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 tidak dijelaskan pasien baru atau pasein yang sebelumnya berstatus ODP dan PDP, dua pasien itu dirawat di RS Bogor Senior Hospital dan satu pasien di RS Siloam.

Sedangkan, jumlah pasien ODP dari yang sebelumnya 163 orang bertambah menjadi 205 orang. Sebanyak 175 orang masih dalam pemantauan dan sisanya telah dinyatakan sembuh atau negatif Covid-19.

Sementara, jumlah PDP sebanyak delapan pasein dari yang sebelumnya sembilan orang. Satu di antaranya telah dinyatakan sembuh dan tujuh orang masih dalam pengawasan.

"Itu update sampai hari ini, mudahan tidak bertambah," harap Dedie.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement