Selasa 24 Mar 2020 19:25 WIB

Terdampak Corona, Usaha Mikro Kecil Jangan Sampai Mati

Ma'ruf minta OJK dan menkeu untuk merumuskan relaksasi untuk pelaku UMK.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan Pemerintah sedang merumuskan insentif bagi para pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) yang terdampak wabah Corona. Ma'ruf menerangkan pemberian insentif agar pelaku UMK tidak mati karena adanya wabah virus Corona.

Sebab, kata Ma'ruf, pelaku UMK sangat terdampak dengan adanya wabah virus corona. "Karena itu mereka juga harus diselamatkan supaya mereka tidak mati, bisa berlanjut. Karena itu, perlu ada insentif-insentif yang diberikan, ini sedang dirumukan detailnya oleh OJK dan Menteri Keuangan," ujar Ma'ruf saat telekonferensi dengan wartawan di rumah dinas Wapres, Menteng, Jakarta, Selasa (24/3).

Baca Juga

Selain itu, Ma'ruf juga meminta keringanan beban kepada para pelaku UMK atas cicilan-cicilan. Ia menilai perlu adanya penangguhan atau relaksasi beban kepada pelaku UMK yang terdampak.

"Saya minta OJK dan Menteri Keuangan untuk merumuskan kebijakan relaksasinya untuk meringakan beban mereka, beban-beban misalnya penangguhan, itu cicilan, dan juga insentif-insentif lainnya," ujar Ma'ruf.

Sebelumnya Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyadari penyebaran corona berpotensi berdampak ke ekonomi khususnya terhadap keberlangsungan UMKM. Dia mengatakan, pemerintah terus berupaya mencarikan solusi tepat bagi keberlangsungan KUMKM.

Ketua Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Akumindo) Ikhsan Ingratubun juga meminta pemerintah untuk tidak mengeluarkan kebijakan lockdown. Dia mengatakan kebijakan itu dipastikan akan mematikan perekonomian warga di sektor UMKM.

"Kami pelaku usaha UMKM sangat menolak lockdown," kata Ikhsan Ingratubun kepada Republika di Jakarta, Rabu (18/3).

Dia mengatakan kebijakan penutupan akses dari dunia luar itu sudah pasti membuat bangkrut pelaku usaha UMKM. Terlebih, sektor fesyen dan kerajinan tangan saat ini mengalami dampak terbesar akibat status perpanjangan masa darurat.

Dia mengungkapkan industri fesyen misalnya yang sudah mengalami penurunan omzet sebagai dampak penyebaran virus corona. Dia mengatakan, bidang fesyen merupakan penyumbang terbesar kedua perdagangan UMKM namun telah menurun lebih dari 50 persen.

"Apabila akan dilakukan lockdown karena corona maka akan terjadi kerugian yang sangat besar bagi UMKM," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement