REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dua pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 meninggal di RSUD dr Slamet, Kamis (26/3). Salah satu PDP yang meninggal merupakan bayi di bawah lima tahun (balita).
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Garut, Ricky Rizki Darajat mengatakan, dua PDP itu meninggal di RSUD dr Slamet pada Kamis (26/3) pagi. Satu pasien berjenis kelamin perempuan dewasa berusia 40 tahun, sementara satu pasien lainnya balita perempuan besusia 2,5 tahun.
"Dengan demikian, hari ini PDP yang masih dirawat sebanyak sembilan orang," kata dia, dalam keterangan resmi, Kamis.
Ricky menjelaskan, untuk dua PDP yang meninggal sudah dilakukan tatalaksana kasus sesuai prosedur. Termasuk dilakukan pengambilan spesimen untuk diperiksa di laboratorium di Jakarta.
Namun, belum dapat dipastikan apakah meninggalnya diakibatkan virus corona atau bukan. "Tinggal kita menunggu hasilnya untuk beberapa hari ke depan," kata dia.
Ia menambahkan, hingga Kamis pukul 18.00 WIB belum ditemukan kasus Covid-19 positif. Kendati demikian, jumlah kasus dugaan Covid-19 setiap harinya mengalami peningkatan.
Hingga Kamis sore, telah ditemukan sebanyak 332 kasus, terdiri dari 11 kasus PDP dan 321 orang dalam pemantauan (ODP). Disebutkan, kasus ODP yaitu sebanyak 83 kasus atau secara kumulatif sampai hari ini ditemukan sebanyak 321 kasus, lalu 6 ODP sudah dinyatakan selesai masa pemantauannya, 52 proses perawatan di rumah sakit dan puskesmas, dan 263 ODP dalam pemantauan Dinas Kesehatan dan puskesmas.
Tentang jumlah alat pelindung diri (APD) yang tersedia di RSUD dr Slamet, Ricky mengatakan, saat ini ada 400 buah. Ia mengimbau, masyarakat untuk mematuhi semua anjuran dari pemerintah berkaitan dengan penanganan Covid-19.
Masyarakat diminta mempraktikan physical distancing atau pembatasan fisik sosial untuk memutus rantai penyebaran penyebaran Covid 19. "Masyarakat juga mesti berperilaku hidup bersih dan sehat, istirahat cukup dan menjaga jarak dalam berkomunikasi," kata dia.