Sabtu 28 Mar 2020 17:52 WIB

Pemerintah: Pasien Covid-19 Wafat Juga Idap Penyakit Lain

Pemerintah bantah minimnya ventilator penyebab pasien Covid-19 wafat.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyatakan minimnya ventilator bukan pemicu pasien tak terselamatkan.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyatakan minimnya ventilator bukan pemicu pasien tak terselamatkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto membantah minimnya alat ventilator selama ini jadi salah satu dalang tak terselamatkannya pasien positif corona.

Yuri mengungkapkan pasien corona yang meninggal ternyata ada mengidap penyakit lain. Sehingga kehadiran ventilator belum tentu bisa menyelamatkan pasien secara langsung.

Baca Juga

"Tidak bisa dilihat begitu (penyebab meninggal), karena yang meninggal itu ada penyakit yang lain, salah satunya hiperglikemi tiba-tiba gula darah naik seribu," kata Yuri pada Republika.co.id, Sabtu (28/3).

Yuri menjelaskan kehadiran ventilator berfungsi sebagai alat bantu perawatan pasien corona di rumah sakit. 

Ada kalanya, pasien tersebut punya riwayat penyakit tertentu sehingga memperparah kondisinya ketika terjangkit corona.

"Ventilator hanya alat bantu nafas, manakala nafasnya terhenti. Kalau diapit dengan penyakit lain seperti gula maka bukan disebabkan ventilator. Ada juga yang meninggal karena infeksi menyeluruh akibat bakteri. Jadi bukan hanya karena (kekurangan) ventilator," terang Yuri.

Sebelumnya, pemerintah merencanakan impor alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis guna penanganan virus corona. 

Sebab, APD hanya tersedia 19 ribu buah. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD dalam video konferensi di Jakarta, kemarin.

Stok cadangan nasional berkurang karena telah mendistribusikan 151 ribu APD ke 36 wilayah guna penanganan corona. Selain APD, pemerintah berupaya mengimpor ventilator. Alat bantu pernapasan itu menjadi rebutan di seluruh dunia karena luasnya pandemi corona.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement