Sabtu 28 Mar 2020 22:25 WIB

Corona tak Surutkan Petani Grobogan Panen Padi dan Jagung

Kabupaten Grobogan sebagai penyangga pangan langsungkan panen raya padi dan jagung

Kabupaten Grobogan sebagai salah satu penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah pada bulan Maret dan April melangsungkan panen raya padi dan jagung.
Foto: Kementan
Kabupaten Grobogan sebagai salah satu penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah pada bulan Maret dan April melangsungkan panen raya padi dan jagung.

REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah daerah menjamin stok pangan khusus beras dan jagung aman, walaupun dengan adanya pandemi Virus Corona (Covid 19) yang menimpa Indonesia. Buktinya, Kabupaten Grobogan sebagai salah satu penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah pada bulan Maret dan April melangsungkan panen raya padi dan jagung.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Edhie Sudaryanto mengatakan luas panen padi Kabupaten Grobogan pada bulan Maret seluas 36.946 hektar dan April seluas 4.454 hektar dengan harga gabah kering panen Rp 4.000 sampai Rp 4.500 per kilogram. Sementara luas panen jagung di bulan Maret seluas 1.954 hektar dan April seluas 983 hektar. 

"Harga padi dan jagung di daerah ini sangat menguntungkan petani. Harga jagung Rp 4.000 per kilogram untuk jagung pipilan kering. Kualitas jagung yang dihasilkan sangat bagus, sehingga harga jagung di tingkat petani membuat petani tersenyum. Ini karena kinerja pemerintah saat ini, khususnya Kementerian Pertanian yang konsisten mendorong produksi dan menjamin harga," demikian diungkapkan Edhie di Grobogan, Sabtu (28/3).

Salah satu desa di Grobogan yang mulai masa panen padi, Maret 2020 yakni Desa Ketitang, Kecamatan Godong dengan luas panen 215 hektar, produktivitasnya mencapai 8,32 ton per hektar gabah kering panen. Sementara untuk jagung, salah satunya Desa Sumberharjo Kecamatan Ngaringan pada akhir April melakukan panen jagung. 

"Wilayah lain pun segera panen padi dan jagung. Stok beras dan jagung mencukupi kebutuhan 5 bulan ke depan. Beras aman sampai September 2020. Stok beras di gudang Bulog Purwodadi (Grobogan, red) hingga saat ini sebanyak 4.726 ton. Harga beras medium rata-rata Rp 9.000 per kilogram," sebut Edhie.

Selain beras, Edhie menuturkan kebutuhan pakan ternak pun tercukupi, bahkan jagung Grobogan menjadi salah satu penyangga Jawa Tengah. Lebih lanjut ia menegaskan produksi jagung di Kabupaten Grobogan sangat besar, dimana menyumbang 22,7 persen dari produksi jagung Jawa Tengah dan 2,8 persen dari produksi jagung nasional. 

"Stok pangan khususnya beras di Kabupaten Grobogan hingga September 2020 aman. Jangan khawatir akan adanya Virus Corona. Produksi padi petani Grobogan mencukupi kebutuhan masyarakat," tutur Edhie.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyebutkan selain Grobogan, panen padi dan jagung pun sudah mulai terlihat di beberapa wilayah di Indonesia bulan Maret dan April ini. Adanya wabah COVID 19 tidak menyurutkan petani untuk tetap melakukan usahataninya. 

"Menghadapi puncak panen raya ini biasanya petani dihadapkan pada permasalahan harga. Namun, jauh-jauh hari Menteri Pertanjan Syahrul Yasin Limpo telah melakukan terobosan untuk menjaga harga aman melalui gerakan Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling, red). Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penggilingan padi sekaligus membantu menyerap gabah petani," jelasnya.

Dengan menggandeng perbankan, lanjut Suwandi, petani bisa mendapatkan modal untuki investasi usahanya maupun untuk menyerap gabah petani. KUR adalah salah satu contoh akses pembiayaan yang bisa digunakan pada Kostraling ini. 

"Dengan bunga yang rendah tentu memberi kemudahan. Mari kita dorong petani bisa serap KUR yang sudah disediakan untuk pertanian ini,” ujarnya.

Perlu diketahui, menurut data KSA, prediksi luas panen nasional di bulan Maret ini seluas 1,1 juta hektar setara 5,8 juta ton GKG dan nanti di April hitungannya lebih luas lagi sebesar 1,73 juta hektar setara 9,2 juta ton GKG. Stok beras pun masih cukup banyak, perkiraan masih ada 3,51 juta ton beras yang tersebar di Bulog 1,65 juta ton, di penggilingan 1,07 juta ton dan di pedagang 792 ribu ton.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement