REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menunda ujian masuk perguruan tinggi di tengah kekhawatiran terhadap ancaman gelombang kedua virus corona. China Central Television melaporkan, ujian masuk perguruan tinggi atau yang biasa disebut dengan gaokao akan diselenggarakan pada 7-8 Juli 2020.
Penundaan ujian masuk perguruan tinggi merupakan upaya China untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19 semakin meluas, terutama ketika terjadi penyebaran gelombang kedua. Selama berbulan-bulan China telah berjuang keras untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.
"China telah memperlambat penularan virus dan telah melewati satu puncak dalam wabah. Tantangannya sekarang adalah mencegah munculnya kasus baru," ujar perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tarik Jasarevic.
Pekan lalu, sebuah studi jurnal medis Inggris Lancet Public Health menyatakan bahwa China memperpanjang penutupan sekolah dan tempat kerja. Ini dilakukan karena puncak gelombang kedua virus corona diprediksi akan terjadi pada Agustus.
Pada Selasa (31/3), China daratan melaporkan peningkatan kasus impor virus corona. Pada Senin, Komisi Kesehatan Nasional mencatat 48 kasus impor baru dengan satu kematian. Dengan demikian jumlah kasus impor mencapai 771.
Kasus impor baru tersebut di antaranya terjadi di wilayah Mongolia Dalam. Di sana kasus impor melibatkan para pendatang yang penerbangannya dialihkan ke ibu kota Hohhot dari Beijing. Shanghai melaporkan 11 kasus impor baru sedangkan Beijing melaporkan tiga kasus impor baru.
Infeksi yang ditularkan secara lokal di China daratan sebagian besar telah menurun. Namun, pihak berwenang mengingatkan para pendatang dari luar negeri yang membawa virus corona harus segera dikarantina.