REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebanyak hampir 80 ribu pekerja pertanian di wilayah timur Eropa akan diizinkan bekerja pada April dan Mei. Hal ini membuat Jerman menjadi salah satu negara yang memutuskan untuk mengizinkan pekerja asing untuk membantu memanen buah dan sayuran.
Melansir aljazeera, Pemerintah Jerman mengumumkan pada Kamis (3/4) akan melonggarkan pembatasan perjalanan yang sebelumnya diberlakukan untuk memerangi pandemi virus corona jenis baru (COVID-19). Banyak negara Uni Eropa (UE) yang juga telah menetapkan kontrol perbayasan, guna menahan penyebaran virus lebih lanjut.
Namun, kontrol perbatasan yang dilakukan memberikan dampak mencegah pekerja lintas batas melakukan pekerjaan mereka. Para petani sayuran dan perusahaan terkait produksi pertanian telah memperingatkan pembatasan semacam ini dapat membuat banyak pekerja pertanian musiman Eropa Timur tak dapat mengumpulkan panen dan melakukan penanaman di Jerman.
Hal itu kemungkinan dapat mengarah pada berkurangnya tanaman buah dan sayuran, serta membuat harga produk pertani menjadi lebih tinggi. Sebagian besar pekerja pertanian berasal dari negara-egara Eropa Timur, seperti diantarnya Polandia, Rumania, dan Bulgaria.
Komisi UE pada awal pekan ini juga telah mendesak negara-negara yang tergabung dalam keanggotan organisas supranasional itu untuk mengizinkan ratusan ribu pekerja migran musiman yang menanam atau memanen tanaman melintasi perbatasan. Hal ini meskipun ada langkah-langkah yang ditetapkan tiap negara untuk menahan virus corona.
Kementerian Pertanian Jerman mengatakan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan Kementerian Dalam Negeri pada Kamis (2/3) untuk mengizinkan hingga 40.000 pekerja musiman datang ke negara itu pada April dan 40.000 lainnya pada Mei.
Namun, para pekerja harus melakukan perjalanan melalui udara, tidak dengan bus seperti biasa untuk melindungi mereka dari ancaman COVID-19.
Serangkaian kondisi dan syarat lainnya juga ditetapkan untuk hal ini. Termasuk para pekerja musiman yang menjalani pemeriksaan kesehatan dan menjaga jarak satu sama lain saat mereka bekerja, kemudian kendaraan yang membawa mereka hanya boleh berisi setengah dari jumlah normal.
Selain itu, kedua kementerian mengatakan akan berusaha menarik 10.000 orang tambahan di Jerman untuk bekerja disektor pertanian termasuk orang-orang yang masih belum memiliki pekerjaan, pelajar, pencari suaka dan orang-orang yang diberhentikan sementara dari pekerjaan.
Hari ini kami telah menemukan solusi pragmatis dan berorientasi pada tujuan yang memenuhi dua persyaratan yang dibenarkan," kata Menteri Pertanian Jerman Julia Kloeckner.
Kloeckner mengatakan di satu sisi perlindungan dari COVID-19 tetap menjadi perhatian utama, namun di satu sisi lainnya adalah mengamankan panen rutin Jerman. Petani di negara itu sebelumnya melaporkan telah sangat prihatin dengan kurangnya pekerja untuk panen asparagus yang dimulai dalam beberapa pekan mendatang.