Kamis 09 Apr 2020 05:05 WIB

Sikap Nabi Muhammad Tatkala Aisyah Cemburu

Nabi Muhammad memperlihatkan kesabaran ketika istrinya cemburu.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
 Sikap Nabi Muhammad Tatkala Aisyah Cemburu.
Foto: Republika.co.id
Sikap Nabi Muhammad Tatkala Aisyah Cemburu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Romantisme dalam rumah tangga Rasulullah SAW salah satunya terbentuk karena sikap bijaksana dan dewasa Rasulullah dalam menghadapi istri-istrinya, termasuk tatkala istrinya tengah marah. Rasulullah SAW memperlihatkan kesabarannya seperti ketika istrinya, Aisyah, marah.

Apabila Aisyah marah, Nabi Muhammad SAW tidak lantas memarahinya. Beliau justru memanja sembari memegang hidung Aisyah.

Baca Juga

Seperti dinukilkan dalam buku berjudul Santuni Isterimu Sehebat Rasulullah karya Zawiyah Maamur, sikap Rasulullah SAW ini seperti diceritakan dalam hadits oleh Ibnu Sunni. Rasulullah SAW memegang hidung Aisyah sambil bersabda, "Wahai 'Uwaisy (panggilan kecil Aisyah), katakanlah, 'Ya Allah, Rabb Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan selamatkanlah aku dari fitnah yang menyesatkan." Hadits ini diriwayatkan al-Daylami dalam al-Firdaws dari Aisyah, dan digolongkan dhaif oleh al-Albani.

Dengan demikian, dari hadits itu digambarkan akan sosok Rasulullah SAW yang mengalah dan lembut menghadapi istrinya, termasuk saat istrinya marah. Hal itu bertujuan menyejukkan hati dan membuatnya merasa tenang. Dengan demikian, hati istri pun menjadi cair karena sikap suami yang bersedia menyantuninya dalam keadaan tenang walaupun istri masih merasa marah.

Rasulullah SAW juga beberapa kali menghadapi rasa cemburu istrinya. Aisyah disebutkan kerap merasa cemburu karena ia merupakan istri Nabi SAW yang paling muda, yang secara psikologis memungkinkan untuk itu. Namun demikian, Rasulullah SAW dengan sabar menghadapi Aisyah yang ketika itu terbakar api cemburu.

Aisyah pernah menceritakan dirinya pernah dibakar api cemburu kepada Shafiyah binti Huyai. Suatu hari saat ia keluar bersama Rasulullah SAW, beberapa istri beliau ikut serta.

Kala itu, barang bawaan Aisyah ringan dan ia menunggangi unta yang kuat. Sementara itu, barang bawaan Shafiyah berat dan ia menunggangi unta yang lemah dan lamban sehingga mereka terpaksa berjalan pelan.

Rasulullah SAW kemudian meminta memindahkan barang-barang Aisyah ke unta Shafiyah dan memindahkan barang-barang Shafiyah ke unta Aisyah agar bisa meneruskan perjalanan. Namun, saat itu Aisyah merasa emosi karena cemburu kepada Shafiyah.

"Wahai hamba Allah, bagaimana bisa Rasulullah mengesampingkan kita dan mendahulukan Yahudi ini." Rasulullah SAW menjawab, "Wahai Ummu Abdillah, barang bawaanmu ringan, sementara barang bawaan Shafiyah berat maka kami pindahkan barang-barangnya ke untamu dan barang-barangmu ke untanya."

Aisyah berkata, "Bukanlah engkau Rasulullah? Namun, mengapa engkau tidak adil?"

Saat ayahnya, Abu Bakar, mendengar perkataannya dan kesal, ia mendatanginya dan hendak menamparnya. Namun, Rasulullah melindunginya. "Sabar, Abu Bakar," kata Rasulullah.

Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah engkau dengar apa yang dikatakannya?" Rasulullah SAW menjawab, "Wanita yang sedang cemburu itu tidak bisa melihat bawah lembah dari atasnya." (HR Ibnu Hibban).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement