Ahad 12 Apr 2020 23:15 WIB

Afrika Protes Diskriminatif China pada Warga Negaranya

Negara-negara Afrika protes diskriminatif China terkait kasus Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nora Azizah
 Negara-negara Afrika protes diskriminatif China terkait kasus Covid-19 (Foto: ilustrasi Covid-19)
Foto: EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
Negara-negara Afrika protes diskriminatif China terkait kasus Covid-19 (Foto: ilustrasi Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Negara-negara Afrika memprotes perlakuan diskriminatif China terhadap warga mereka, Ahad (12/4). Beijing dianggap melakukan pelecehan saat berusaha mencegah meningkatnya kembali kasus virus Covid-19.

Para duta besar negara Afrika di Cina telah mengirim surat ke Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Dalam surat itu mereka menyoroti kejadian pengusiran sejumlah warga Afrika dari apartemen mereka di Guangzhou selatan.

Baca Juga

Ada pula yang dipaksa keluar dari hotel pada tengah malam. Cina bahkan disebut mengancam mencabut visa mereka.

Setelah mengalami kejadian-kejadian tadi, para warga Afrika dipaksa menjalani tes Covid-19. Para duta besar negara Afrika menganggap hal itu menimbulkan kesan bahwa warga mereka yang membawa dan menyebarkan virus korona. Ada stigmatisasi dan diskriminasi di dalamnya.

“Kelompok Duta Besar Afrika di Beijing segera menuntut penghentian pengujian paksa, karantina, dan perlakuan tidak manusiawi lainnya yang dijatuhkan pada orang Afrika,” demikian bunyi salah satu pernyataan dalam surat yang dikirim ke Wang Yi.

Pusat Pers Internasional Kementerian Luar Negeri Cina belum menanggapi surat tersebut. Kedutaan Besar Cina di Afrika Selatan juga belum mengeluarkan komentar.

Namun pejabat urusan luar negeri Cina Liu Baochun membantah adanya perlakuan diskrimintif terhadap warga Afrika. Ia menyebut bahwa otoritas Guangzhou memberlakukan tindakan pencegahan kepada siapa pun yang memasuki kota tersebut tanpa memandang kebangsaan atau ras.

Saat ini kasus infeksi atau penularan lokal Covid-19 di Cina telah menurun signifikan. Namun kasus impor masih mengalami kenaikan. Pada Sabtu (11/4), Cina melaporkan penemuan 99 kasus baru. Nyaris seluruhnya dibawa oleh pendatang dan warganya yang pulang dari luar negeri.

Wabah Covid-19 bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei. Ia mulai menyebar pada Desember tahun lalu. Virus tersebut telah menyebabkan lebih dari 3.300 warga Cina meninggal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement