Selasa 14 Apr 2020 11:46 WIB

AS Kembali Lakukan Pembicaraan dengan Taliban

Perwakilan AS kembali mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Taliban di Doha

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Petempur Taliban berkumpul bersama warga di distrik Surkhroad, Provinsi Nangarhar, Kabul, Afghanistan. Perwakilan AS kembali mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Taliban di Doha. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Rahmat Gal
Petempur Taliban berkumpul bersama warga di distrik Surkhroad, Provinsi Nangarhar, Kabul, Afghanistan. Perwakilan AS kembali mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Taliban di Doha. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala negosiator Amerika Serikat (AS) dan komandan tertinggi AS di Afghanistan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Taliban di Doha, Qatar Senin (13/4). Pertemuan itu membahas mengenai sengketa pembebasan tahanan yang membantu menghentikan upaya-upaya perdamaian yang dipimpin AS.

Juru bicara kantor Taliban di Doha, Suhail Shaheen, mengatakan Perwakilan Khusus AS Zalmay Khalilzad dan Jenderal Angkatan Darat AS Scott Miller bertemu dengan Mullah Abdul Ghani Baradar yang merupakan pendiri gerakan itu dan negosiator utama. Melalui akun Twitter, dia menyatakan kedua pihak membahas implementasi kesepakatan yang sudah dibuat pada 29 Februari.

Baca Juga

Shaheen menyatakan poin yang disepakati ketika itu adalah penarikan pasukan AS secara bertahap dan pembebasan tahanan. Pertemuan baru ini mendiskusi upaya pembebasan tahanan.

Sebelum pertemuan tersebut, pekan lalu Taliban menuduh AS melanggar perjanjian dengan mendukung operasi keamanan Afghanistan di beberapa bagian negara itu. Kelompok ini memperingatkan bahwa dukungan seperti itu dapat membahayakan kesepakatan 29 Februari.

AS pun sebelumnya telah mengumukan bahwa Khalilzad akan bertemu dengan pejabat Taliban lagi. Dia akan membahas tantangan saat ini dalam mengimplementasikan Kesepakatan AS-Taliban.

Kesepakatan 29 Februari menyerukan pembebasan hingga lima ribu tahanan Taliban dan hingga 1.000 tahanan pemerintah sebagai pembukaan negosiasi damai 10 Maret antara Taliban dan delegasi Afghanistan, termasuk pejabat dari Kabul. Namun, Taliban menuntut pembebasan lima ribu tahanan sebelum menghadiri perundingan dan permintaan itu ditolak oleh Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Pemerintahan Ghani beralasan kesepakatan antara Taliban dan AS bukan kesepakatan dengan Afghanistan. Ghani pun memerintahkan pembebasan 1.500 tahanan Taliban secara bertahap yang 300 di antaranya telah dibebaskan sejak Rabu (8/4).

Akhir pekan lalu, Taliban juga mengumumkan bahwa mereka menyerahkan 20 tahanan pemerintah ke Komite Palang Merah Internasional di Kandahar. Kepala kantor ICRC Afghanistan mengonfirmasi pembebasan itu di akun Twitter.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement