Kamis 23 Apr 2020 19:21 WIB

Daerah Diminta Aktif Mendata Warga Prioritas Dapat Bansos

Daerah bisa mengusulkan ke Kemensos jika ada warga miskin tak masuk prioritas bansos.

Sejumlah pekerja mengemas kebutuhan pokok yang akan dibagikan ke warga miskin, ilustrasi.
Foto: ANTARA/ Akbar Tado
Sejumlah pekerja mengemas kebutuhan pokok yang akan dibagikan ke warga miskin, ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) mengimbau pemerintah daerah untuk lebih aktif mendata warganya yang diprioritaskan mendapatkan bantuan sosial di tengah pandemi Covid-19. Saat ini pemerintah membuka ruang lebih luas karena yang bisa mendapatkan bantuan tidak hanya warga yang terdata di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tapi juga di luar data tersebut.

"Kita sangat berharap daerah aktif mendata masalah-masalah yang ada di warganya dan itu harus diprioritaskan karena pintu bantuan itu banyak sekali," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Hartono Laras di Jakarta, Kamis (23/4).

Baca Juga

Jika ditemukan warga yang miskin dan rentan tapi belum masuk dalam DTKS, kata Hartono, maka daerah bisa mengusulkan dan menyampaikan ke Kementerian Sosial. "Kalau ada ditemukan masalah-masalah itu segera sampaikan ke kami, namanya, alamatnya nanti kita cek dan kita minta teman-teman di daerah untuk memastikan itu," katanya.

Sebelumnya viral diberitakan, Yuli warga Kota Serang, Provinsi Banten meninggal dunia pada Senin (20/4) diduga akibat kelaparan karena tidak makan selama dua hari. Yuli bersama keluarganya harus menahan lapar akibat ketiadaan makanan dan hanya mengonsumsi air karena sulitnya perekonomian sejak mewabahnya Covid-19.

Suami Yuli, Mohammad Holik hanya mendapatkan penghasilan dari memulung barang bekas.

Sementara itu, pemerintah memberikan bantuan kepada warga yang terdampak Covid-19 baik berupa bansos tunai, bansos sembako maupun bantuan lainnya dari berbagai kementerian.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement