Di tengah spekulasi mengenai kondisi kesehatan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang memburuk, muncul sejumlah nama yang disebut-sebut mungkin menjadi penggantinya.
Pekan lalu, sebuah tim medis berangkat meninggalkan China menuju Korea Utara untuk membantu menangani Kim Jong-un.
Tim tersebut, menurut laporan kantor berita Reuters, dipimpin oleh anggota senior Departemen Urusan Luar Negeri Partai Komunis China yang selama ini menangani urusan dengan Korea Utara.
Spekulasi mengenai kesehatan Kim Jong-un muncul, setelah sebuah website berita di Seoul, Korea Selatan, melaporkan pemimpin Korea Utara tersebut menjalani operasi 12 April lalu.
Website bernama 'Daily NK' mengutip sumber di Korea Utara yang tidak disebutkan namanya.
Namun laporan tersebut dibantah pejabat pemerintah Korea Selatan dan China, dengan menyebutkan pihaknya tak mendeteksi adanya hal yang tidak biasa di Korut.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga menepis spekulasi ini dengan menyebut laporan tersebut tidak benar.
Media Pemerintah Korea Utara sendiri terakhir kali melaporkan keberadaan Kim Jong-un 11 April lalu saat dia memimpin suatu pertemuan.
Namun saat perayaan ulangtahun kakeknya Kim Il Sung pada 5 April, media di sana tidak menyebutkan kehadiran Kim Jong-un.
Ketidakmunculan Kim di depan publik bukanlah yang pertama, karena sebelumnya pada 2014 dia juga sempat "menghilang" sebulan, sebelum akhirnya muncul kembali dan tampak berjalan dengan alat bantu.
Pria yang diperkirakan berusia 36 tahun ini dikenal sebagai perokok berat dan tampak mengalami kelebihan berat badan.
Kemungkinan pengganti
Korea Utara tidak pernah mengumumkan siapa yang akan mengganti Kim Jong-un jika saja terjadi apa-apa dengannya.
Konon dia memiliki dua orang anak namun anak tertuanya dilaporkan baru berusia 10 tahun.
Kim Jong-un menggantikan ayahnya Kim Jong-il yang meninggal akibat serangan jantung pada tahun 2011.
Di bawah kepemimpinan Kim Jong-un, kemampuan senjata nuklir Korea Utara mengalami peningkatan pesat, hingga memicu kekhawatiran mengenai siapa yang akan mengendalikan hal ini selanjutnya.
Berikut sejumlah nama yang banyak disebut-sebut sebagai sosok yang bisa menggantikan Kim Jong-un.
Kim Yo Jong
Adik perempuan Kim Jong-un merupakan sosok yang paling dominan mendampinginya dalam dua tahun terakhir.
Dia juga memegang jabatan sebagai wakil direktur pengurus pusat (CC) Partai Pekerja.
Tak hanya itu, Kim Yo Jong juga menjalankan peran sebagai 'chief of staff' atau kepala staf untuk kakaknya.
Para pemuka partai
Choe Ryong Hae tahun lalu ditunjuk menjadi ketua dari Presidium Majelis Perwakilan Rakyat, setelah mengabdi selama beberapa dekade untuk rezim keluarga Kim.
Choe juga merupakan pemimpin sayap politik militer Korut yang sangat berpengaruh.
Bersama Pak Pong Ju, anggota partai lainnya, Choe disebut-sebut akan menjadi pemain utama dalam kepemimpinan kolektif pasca Kim Jong-un.
Kedua sosok ini bertanggungjawab atas upaya Korea Utara menerapkan sistem pasar bebas demi mengatasi perekonomiannya.
Selain keduanya, ada pula sosok Kim Yong Chol, wakil ketua partai yang pernah memimpin delegasi nuklir.
Nama selanjutnya yang disebut-sebut akan memimpin adalah Menteri Luar Negeri, Ri Son Gwon yang banyak berperan dalam pertemuan Kim Jong-un dengan Presiden Donald Trump.
Kim Pyong-il
Kim Pyong-il masih termasuk anggota keluarga Kim, karena merupakan saudara tiri dari Kim Jong-il, atau paman tiri dari Kim Jong-un.
Kehadiran sosoknya bisa saja menghambat jalan bagi Kim Yong Jong menuju puncak kekuasaan di Korea Utara
Menurut Profesor John Blaxland dari Australian National University, kemunculan Kim Pyong-il ke pentas suksesi akan menarik perhatian.
"Hal ini jelas akan merumitkan langkah Kim Yo Jong, namun mengarah pada satu hal yang sudah diperkirakan: yaitu keengganan penguasa di sana untuk meninggalkan patriarki," jelas Prof Blaxland kepada Debra Killalea dari ABC News.
Kim Pyong-il, 65 tahun, kini sudah kembali ke Korea Utara setelah lama bertugas sebagai diplomat di luar negeri.
Selain masih keluarga Kim, dia juga "diuntungkan" karena berjenis kelamin pria, di negara yang sangat kuat menganut patriarki.
Anggota keluarga lainnya
Kemudian ada sosok tante yang merupakan saudara dari Kim Jong-il, yaitu Kim Kyong Hui.
Sosoknya sangat berpengaruh ketika saudaranya masih hidup dan memimpin negara itu, namun pengaruhnya semakin menurun setelah suaminya, Jang Song Thaek dieksekusi oleh Kim Jong-un pada 2013.
Ada pula sosok Kim Jong Chol, kakak dari Kim Jong-un, yang tidak pernah menjadi bagian dari kepemimpinan partai. Dia dikenal lebih menyukai bermain musik.
Laporan dari Korsel menyebutkan Kim Jong-un memiliki tiga orang anak dari Ri Sol Ju.
Yang bungsu lahir tahun 2017, sementara yang sulung baru berusia 10 tahun.
Hal ini membuat para penerus langsung dinasti Kim memerlukan penasehat dari kalangan keluarganya atau sosok berpengaruh lainnya jika harus meneruskan kekuasaan Kim Jong-un.
Sebagai catatan, Kim Jong-il telah dipersiapkan selama 20 tahun lamanya ketika menerima kekuasaan pada 1994 ketika ayahnya Kim Il Sung meninggal dunia.
Sementara Kim Jong-un hanya memiliki waktu setahun ketika ayahnya akibat serangan jantung.
"Bila Kim Jong-un meninggal sebelum anaknya cukup dewasa untuk menggantikannya, besar kemungkinan sebuah kepemimpinan kolektif akan ditunjuk memimpin negara itu," kata pengamat Korea Utara dari Australia Leonid Petrov kepada ABC News.
Dirangkum dari berbagai sumber.
Simak berita lainnya dari ABC Indonesia.