Rabu 06 May 2020 09:36 WIB

Houthi Konfirmasi Kasus Pertama Virus Corona di Yaman

Kasus virus corona di Yaman dikhawatirkan tidak terdeteksi penyebarannya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Seorang anak pembuat sepatu memakai masker dan sarung tangan dari relawan pada kegiatan pensterilan daerah kumuh dari penyebaran virus Corona (COVID-19) di Sanaa, Yaman, Senin (30/3). Relawan Yaman berinisiatif untuk mensterilkan daerah kumuh di Sanaa dan membantu orang kurang mampu untuk melindungi diri mereka sendiri dan meningkatkan kesadaran mereka tentang SARS-CoV-2 virus Corona yang menyebabkan penyakit COVID-19
Foto: YAHYA ARHAB/EPA-EFE
Seorang anak pembuat sepatu memakai masker dan sarung tangan dari relawan pada kegiatan pensterilan daerah kumuh dari penyebaran virus Corona (COVID-19) di Sanaa, Yaman, Senin (30/3). Relawan Yaman berinisiatif untuk mensterilkan daerah kumuh di Sanaa dan membantu orang kurang mampu untuk melindungi diri mereka sendiri dan meningkatkan kesadaran mereka tentang SARS-CoV-2 virus Corona yang menyebabkan penyakit COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pihak berwenang di Yaman utara, yakni wilayah yang dikuasai oleh Houthi mengonfirmasi kasus pertama virus corona. Seorang warga Somalia ditemukan meninggal dunia karena infeksi corona di sebuah hotel di Sanaa.

"Kami menerima laporan tentang situasi di sebuah hotel (di ibu kota Sanaa) pada hari Ahad dan tim investigasi epidemiologi langsung pergi ke sana, tempat orang yang terkena dampak meninggal," kata Menteri Kesehatan Houthi, Taha al-Mutawakkil kepada Al Masirah TV.

Baca Juga

Berdasarkan hasil pemeriksaan, warga Somalia itu memiliki penyakit bawaan yakni hati dan ginjal. Al-Mutawakkil mengatakan, pria tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Yaman telah lama menjadi titik transit bagi para migran dan pengungsi dari Afrika. Mereka melarikan diri dari negaranya dan berusaha mencapai Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya.

Sebelum kasus virus corona pertama di wilayah Houthi diumumkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyatakan kekhawatiran bahwa virus corona dapat tidak terdeteksi di Yaman. Terlebih, negara tersebut mengalami kekurangan gizi akut dengan sistem kesehatan yang memprihatinkan akibat konflik. Gugus tugas virus corona yang berbasis di Aden telah menyuarakan keprihatinan bahwa pejabat Houthi tidak mengakui pandemi virus tersebut di Sanaa.

Yaman melaporkan infeksi virus corona pertama pada 10 April dan kini telah mencapai 21 kasus dengan 3 kematian. Kapasitas pengujian virus corona di negara tersebut sangat minim yakni hanya 200 tes per hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan khawatir bahwa virus tersebut dapat menyebar luas di Yaman, karena penduduknya memiliki tingkat kekebalan paling rendah terhadap penyakit dibandingkan dengan negara lain. Sekitar 80 persen populasi di Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan, dan 10 juta lainnya berisiko kelaparan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement