REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi mulai dilakukan, pada Rabu (6/5). Menurut Ketua TP PKK Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil, agar PSBB berjalan sukses setiap orang harus menghindari kerumunan. Namun, di satu sisi kesehatan balita di Jabar harus tetap diperhatikan.
Menurut Atalia, TP PKK Jabar sedang mematangkan konsep Posyandu Keliling (Posling) untuk meminimalisasi kerumunan di tengah pemberlakuan PSBB tingkat provinsi. Saat ini, kesehatan balita dan ibu hamil menjadi concern TP PKK Jabar.
Atalia mengatakan, melalui program Posling, PKK tetap bisa menjadi garda terdepan dalam pengawasan dan monitoring tumbuh kembang anak dan ibu hamil.
“Termasuk kehadiran dari PKP, mereka bertugas untuk melakukan pengawasan dan monitoring terkait pelaksanaan pemantauan tumbuh kembang bagi ibu hamil termasuk juga balita. Karena kita juga punya program cegah stunting dan lain sebagainya,” ujar Atalia, Rabu (6/5).
Menurutnya, dengan program Posling atau Posyandu Keliling ini, pihaknya menjemput bola. "Kita akan melakukan ketok pintu untuk imunisasi, kemudian juga pengukuran tinggi dan berat badan pada bayi,” katanya.
Menurutnya, semua pihak mulai dari TP PKK kabupaten/kota, Jabar Bergerak kabupaten/kota, sampai Pendamping Kader Posyandu, sudah menggelar Gasibu dan dapur umum. Kendati begitu, gerakan tersebut akan lebih digencarkan saat PSBB tingkat provinsi berlaku.
“Alhamdulillah, tadi (di rakor) sudah kita sepakati gerakan-gerakan yang dilakukan. Dan saya bangga ternyata kegiatan-kegiatan seperti tebar masker, kemudian gerakan dapur umum, gerakan nasi bungkus keliling itu sebenarnya sudah dilakukan,” kata Atalia.
Atalia mengatakan, pihaknya akan lebih masifkan lagi setelah PSBB ini dilakukan untuk seluruh Jawa Barat. "Jadi, kita akan pastikan bahwa bantuan dari provinsi ini juga hadir. Dari mulai beras, wastafel, alat-alat untuk kebersihan diri, vitamin. Insyaallah kita juga akan sebarluaskan ke 27 kota/kabupaten,” katanya.
Selain Gasibu dan Gasling, kata dia, TP PKK Jabar menggagas gerakan pemberian sembako melalui bantuan pintu kesembilan, yakni #dariwargauntukwarga_jabar. Gasibu dilaksanakan melalui dapur umum yang digelar di kantor kepala desa/kelurahan di seluruh Jabar oleh PKK dan jejaring kewilayahan, seperti Karang Taruna.
“Kenapa di kelurahan atau desa? Agar masyarakat mudah mengakses (bantuan), karena semakin dekat ke masyarakat, akan semakin banyak yang dibantu, sehingga kita akan bisa tahu by name by address mana yang membutuhkan melalui jejaring di kewilayahan,” katanya.