REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett menyetujui pembangunan tujuh ribu unit permukiman di Tepi Barat yang diduduki. Unit baru ini akan dibangun di permukiman Efrat di blok Gush Etziion, Tepi Barat selatan.
Dikutip dari Anadolu Agency pada Rabu (6/5), pemerintah Israel telah meningkatkan pembangunan permukiman di wilayah Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir. Langkah ini adalah upaya mendukung rencana untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat pada Juli dengan dukungan Amerika Serikat.
Konstruksi baru di Efrat disetujui dapat menampung sekitar tujuh ribu unit rumah. "Momentum pembangunan di negara ini tidak boleh dihentikan, bahkan untuk sedetik," kata Bennett dalam akun Twitter.
Sedangkan hukum internasional memandang seluruh Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, sebagai wilayah pendudukan. Semua pembangunan permukiman Yahudi di wilayah tersebut merupakan tindakan ilegal.
Palestina mengatakan rencana itu bias terhadap mereka. Pemerintahan pun telah memboikot upaya mediasi Washington karena mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada akhir 2017.
"Rencana aneksasi administrasi Trump mengesahkan segala sesuatu tentang perusahaan permukiman kolonial Israel ilegal adalah tentang: Sebuah narasi rasis, pelanggaran hukum internasional dan pengabadian penolakan hak-hak Palestina," kata pejabat Palestina, Saeb Erekat, dikutip dari Aljazirah.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berencana untuk mengunjungi Israel pekan depan. Pompeo berencana untuk mengunjungi Israel selama satu hari dan bertemu Netanyahu dan Benny Gantz. Hal ini menjadi tanda bahwa dia sedang mempertimbangkan masalah teritorial yang telah menjadi pembahasan upaya pembangunan koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Netanyahu ingin bersekutu dengan saingan politiknya, Gantz, dan memulai diskusi kabinet pada 1 Juli tentang menyatakan kedaulatan Israel atas permukiman dan Lembah Yordan, serta Tepi Barat. Kesepakatan pemerintah persatuan telah diperdebatkan di pengadilan tinggi Israel.