REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia melaporkan 274 kematian baru akibat Covid-19 sehingga menambah jumlah keseluruhan menjadi 29.958. Data yang dirilis oleh Departemen Perlindungan Sipil Italia mengonfirmasi puncak wabah telah berlalu. Akan tetapi para ahli memperingatkan relaksasi lockdown dapat memicu bertambahnya penularan virus.
Jumlah kematian di wilayah Lombardy utara yang menjadi episentrum virus corona terus meningkat yakni mencapai 14.754 atau hampir separuh dari total kematian secara nasional. Sedangkan kasus infeksi baru di Italia pada Kamis turun yakni 1.904, sehingga totalnya menjadi 89.524.
Pasien yang dinyatakan sembuh naik menjadi 96.276. Kondisi ini telah mengurangi tekanan pada sistem kesehatan Italia.
Italia telah melonggarkan lockdown secara bertahap, dimulai pada 4 Mei dengan membuka kembali sebagian besar pabrik dan konstruksi. Kemudian pada 18 Mei pertokoan diizinkan untuk kembali beroperasi.
Bar dan restoran kembali dibuka pada 1 Juni. Pemerintah Italia masih menutup sekolah hingga September dan melarang perjalanan antar daerah kecuali untuk urusan yang sangat penting.
Italia merupakan salah satu negara di Eropa yang terkena dampak cukup parah akibat virus corona. Pemerintah Italia kerap dikritik karena lambat dalam menangani pandemi virus tersebut.
Pemerintah terus menerus disalahkan atas keterlambatan bantuan keuangan, pemindahan satuan tugas yang dinilai tidak penting, dan menyalahgunakan kedaruratan. Di sisi lain, perpecahan di antara partai-partai yang berkuasa telah menempatkan risiko stabilitas pemerintahan di saat krisis sedang berlangsung.