Senin 11 May 2020 18:38 WIB

Eijkman: Peningkatan Kapasitas Tes Covid-19 Terus Berproses

Hingga kini, pemerintah belum bisa memenuhi target 10 ribu tes Covid-19 per hari.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Petugas medis melakukan tes Swab CovidVID-19 kepada penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5). (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika
Petugas medis melakukan tes Swab CovidVID-19 kepada penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyatakan, kapasitas tes virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) terus berproses dan bisa memenuhi target presiden menguji sampai 10 ribu per hari. Tetapi, itu semua bergantung pada pasokan perlengkapan tes PCR dan zat reagen

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengklaim, saat ini pemerintah telah meningkatkan kapasitas pengujian Covid-19 apalagi alat-alat dan zat reagen yang diimpor dari luar negeri telah tiba di Tanah Air. Ini diakuinya laboratorium bisa melakukan tes karena masuknya reagen dan perlengkapan PCR.

Baca Juga

"Tetapi itu memang belum optimal karena presiden Joko Widodo kan minta 10 ribu tes (spesimen) Covid-19 per hari," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (11/5).

Karena itu, pihaknya bersyukur reagen yang masuk ke Tanah Air kali ini bisa membantu melengkapi peralatan tes Covid-19 yang dibutuhkan laboratorium termasuk pihaknya. Ia mencontohkan, Eijkman ditargetkan bisa menguji 1.000 spesimen tetapi baru bisa mengetes 400-an spesimen per hari karena terkendala perlengkapan tes.

"Kami sedang menunggu perlengkapan dan reagen untuk mencapai 1.000 tes per hari. Kami masih berusaha," katanya.

Ia menambahkan, pemerintah sempat merencanakan memberdayakan laboratorium swasta atau rumah sakit swasta besar untuk meningkatkan kapasitas tes Covid-19. Pihaknya berharap target presiden bisa tercapai sesegera mungkin. Kendati demikian, pihaknya mengakui semua tergantung kelengkapan alat PCR hingga reagen impor yang masuk Indonesia.

"Masalahnya sekarang ini hampir semua Negara juga ingin meningkatkan kapasitas pengujian Covid-19. Semua negara berebut beli peralatan, reagen, sehingga Indonesia mau tidak mau antre," ujarnya.

Disinggung mengenai Indonesia membuat perlengkapan PCR dan reagen di dalam negeri, ia menyebut hal itu belum bisa terjadi. Sebab, 100 persen perlengkapan PCR hingga reagen masih harus impor.

"Kalaupun bisa produksi di dalam negeri, bahan bakunya juga masih impor," katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan kemampuan pengujian spesimen di berbagai laboratorium di Indonesia masih jauh dari target. Berdasarkan laporan yang diterima Jokowi, kemampuan pengujian spesimen untuk alat tes PCR saat ini baru mencapai 4-5 ribu sampel per harinya.

"Saya baru mendapatkan laporan bahwa kemampuan pengujian spesimen untuk PCR sekarang ini sudah mencapai 4 ribu -5 ribu sampel per hari. Saya kira ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu yaitu 10 ribu spesimen per hari,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas percepatan penanganan pandemi Covid 19 di Istana Merdeka, Senin (11/5).

Rekor tertinggi jumlah tes harian terjadi pada Jumat (8/5), yakni sebanyak 60 laboratorium mampu menjalankan 9.630 pemeriksaan spesimen dalam satu hari. Sayangnya, angka ini hanya bertahan di satu hari saja. Hari berikutnya, kemampuan tes secara nasional kembali ke angka 7.300 spesimen per hari.

"Karenanya, perintah presiden untuk tingkatkan sumber daya manusia di seluruh lab, termasuk juga kami memberikan arahan kepada seluruh lab untuk merekrut personel baru termasuk bantuan TNI Polri yang memiliki kualifikasi di bidang keperawatan dan kemampuan di bidang laboratorium," ujar Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

photo
Ketentuan Bepergian Selama Pandemi Covid-19 - (republika/kurnia fakhrini)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement