Selasa 07 Jul 2020 05:39 WIB

DPR Kritisi Kalung Eucalyptus

Kementan diminta agar lebih fokus pada soal ketahanan pangan

Daun eucalyptus. eucalyptus belum bisa dianggap sebagai obat untuk anti virus corona penyebab Covid-19. Sebab, masih perlu pembuktian dengan proses panjang hingga pengujian klinis atau pada manusia.
Foto: Wikipedia
Daun eucalyptus. eucalyptus belum bisa dianggap sebagai obat untuk anti virus corona penyebab Covid-19. Sebab, masih perlu pembuktian dengan proses panjang hingga pengujian klinis atau pada manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR meminta kementerian pertanian agar lebih fokus pada sektor ketahanan pangan di era pandemi Covid-19. Beberapa pekan terakhir, Kementan gencar mempublikasikan soal kalung eucalyptus yang dinilai bisa menangkal Covid-19. DPR menilai soal obat Covid-19 bukanlah tugas utama kementerian pertanian.

Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan mengingatkan, Kementerian Pertanian pernah sepintas membahas soal kalung eucalyptus dalam rapat bersama Komisi IV. Tapi, Komisi IV saat itu memberi saran agar fokus mensejahterakan petani.

“Fokus saja ke pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. Terserah saja selama enggak pakai APBN. Kalau pakai APBN, ya jangan,” ujar Daniel yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkita Bangsa (PKB) ini di Jakarta, Senin (6/7).

Anggota Komisi IV dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin, mengkritik rencana produksi massal kalung itu. Kolega sefraksi Andi, yakni Mardani Ali Sera juga menyarankan senada. Mereka mengingatkan, tugas Mentan adalah mengurus pangan, bukan urusan anti virus yang perlu diuji dulu secara ilmiah.

"Publik perlu harus tahu dan Komisi IV tahu apakah sudah melalui kajian yang dalam apakah sudah dipraktikkan juga ke orang-orang yang kena Corona, dengan adanya kalung itu tidak kena. Itu kan harus ada penjelasan ya," kata Andi Akmal Pasluddin, di kesempatan terpisah.

Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen atau Gus Nabil juga mengingatkan Kementan harus menunjukkan basis riset terkait inovasi kalung anti-Corona yang dipublikasikannya. Dia menyatakan, jangan alih-alih ingin berinovasi, tapi malah memancing pro-kontra karena kurang basis risetnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement