Selasa 12 May 2020 15:20 WIB

Lagu 'Renung', Respons Payung Teduh untuk Kondisi Pandemi

Lagu 'Renung' ditulis oleh penabuh drum Payung Teduh.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Grup musik Payung Teduh merilis lagu Renung di tengah pandemi Covid-19.
Foto: Dok Payung Teduh
Grup musik Payung Teduh merilis lagu Renung di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup musik Payung Teduh memperkenalkan tembang baru sebagai pemaknaan atas kondisi yang kini tengah terjadi. Adanya pandemi Covid-19 yang menjadi ketakutan seluruh umat manusia di dunia memengaruhi banyak sektor kehidupan.

"Lagu respons kami terhadap situasi pandemi sekarang yang berjudul "Renung" sudah bisa didengar di @spotify. Semoga bisa menemani kalian di saat seperti ini," tulis Payung Teduh lewat akun Instagram @payungteduhofficial.

Baca Juga

Tembang berdurasi tiga setengah menit itu diawali dengan denting manis dan lirik filosofis namun sederhana khas Payung Teduh. "Renung" mengajak semua orang merenung, ketika manusia sedang terjebak dalam kesendirian dan menghindari keramaian.

Payung Teduh menyindir pula kesombongan dan keacuhan manusia selama menghuni Bumi, hingga kini bisa berkontemplasi tentang betapa berharganya kebebasan dan kebersamaan. Semua itu mustahil direnungkan tanpa adanya pandemi.

photo
Grup musik Payung Teduh merilis lagu "Renung" di tengah pandemi Covid-19. - (Dok Payung Teduh)

"Renung" ditulis oleh penabuh drum Payung Teduh, Alejandro Saksakame. Aransemen digarap oleh Alejandro bersama Ivan Penwyn, sang gitaris. Alejandro juga menyanyikan lagu, berpadu dengan vokal manis dari Marsya Ditia.

Pada akhir lagu, tersemat lirik yang cukup menohok. Penggalannya berbunyi, "Tahukah engkau air tak lagi keruh, tahukah engkau langit tak lagi abu, tahukah engkau tanah tak lagi tersumbat? Ternyata kitalah virusnya".

Lewat pernyataan resminya, Payung Teduh menginformasikan bahwa mereka merekam lagu sebelum masa PSBB diberlakukan. Para personel berharap pandemi segera berakhir, supaya semua keluarga dan sahabat bisa bersama lagi seperti sedia kala.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement