REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah hadis, Rasulullah Muhammad SAW menyatakan, tiap nabi yang diutus oleh Allah mesti memperingatkan kaumnya perihal bahaya Si Mata Satu. Sosok yang berbahaya itu, yang kedatangannya selalu disinggung para nabi dan rasul, ialah Dajjal.
Dajjal akan muncul dan menyebarkan kebohongan di muka bumi. Bahkan, makhluk celaka ini akan mengaku-aku sebagai tuhan. Rasul SAW mengingatkan, "Ketahuilah, matanya (Dajjal) buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidak buta sebelah. Dan, di antara kedua matanya (Dajjal) tertulis 'Kafir.'"
Dajjal, menurut Dr Yusuf Qordhowi dalam Sunnah Rasul (1997, hlm 232), adalah sosok yang digunakan Allah SWT untuk menguji hamba-hamba-Nya pada masa-masa fitnah. Ujian untuk membuktikan, siapa yang benar-benar mengikuti Rasul SAW dan siapa yang kemudian berbalik ke belakang.
Makna Dajjal sendiri memiliki multiinterpretasi. Ada yang mengatakan, Dajjal itu lahir dalam bentuk fisik manusia dengan ciri utama bermata satu (cacat sebelah atau picek). Ada juga yang mengatakan, Dajjal itu ''satu pandangan'' yang eksklusif tanpa toleransi atau menghiraukan pandangan orang lain. Namun, ada juga yang menafsirkan Dajjal sebagai teknologi, yakni kiblat peradaban Barat modern yang mengandalkan "mata akal" tanpa mempedulikan "mata hati" atau ajaran Ilahi.
Terlepas arti mana yang paling sesuai dengan hakikatnya, yang terpenting bagi kita adalah upaya menghindari tipu muslihatnya, baik dari manusia picek yang suka berbohong, atau dari "pandangan" eksklusif yang radikal, atau dari buaian teknologi yang melalaikan diri dari mengingat Allah.
Sahabat Nabi SAW, Hudzaifah, mengisahkan, Dajjal akan keluar membawa air dan api. Yang dilihat manusia sebagai api, sebenarnya air. Apa yang dilihat manusia sebagai air, sebenarnya adalah api.
Rekayasa Dajjal semakin sempurna karena bersamanya ada dukungan materi yang melimpah. Sahabat Mughirah berkata, "Bersamanya ada gunung roti dan sungai air."
Melalui dua senjata utama itu--tipu muslihat dan iming-iming materi--Dajjal dikisahkan hadir di masa-masa fitnah. Sebuah masa yang tepat, sehingga Dajjal berhasil menyedot massa yang tidak sedikit.
Mayoritas pengikut Dajjal adalah mereka yang tidak memiliki furqon atau kemampuan memilih antara hak dan batil.
Oleh karena itu, Rasulullah saw memberi teladan kepada kita dengan berdoa kepada Allah SWT. Doa ini lebih sering diucapkan Rasulullah dalam tasyahud akhir menjelang salam.
"Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, dari fitnah kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah al-masikh ad-Dajjal" (HR Muslim dari Anas dan Abu Hurairah).