REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio mengumumkan kematian dua anggota Pasukan Perdamaian. Keduanya meninggal dunia karena Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru.
Hal ini Guterres sampaikan dalam upacara Hari Pasukan Perdamaian PBB pada Sabtu (30/5). Ia mengatakan, kedua anggota pasukan perdamaian itu bertugas di Mali. PBB mengatakan, satu orang dari Kolombia dan satu lagi dari El Salvador.
Guterres mengatakan pandemi virus corona hampir mengubah segalanya. Tapi tidak 'pada pengabdian, pengorbanan dan sikap tanpa pamrih' lebih dari 95 ribu laki-laki dan perempuan Pasukan Perdamaian PBB ke-13 di seluruh dunia.
Departemen Pasukan Perdamaian PBB sudah mengkonfirmasi 137 kasus Covid-19 di semua operasi Pasukan Perdamaian. Sejauh ini jumlah paling tinggi terjadi di Mali di mana 90 anggota Pasukan Perdamaian terinfeksi virus korona.
Kematian yang diumumkan Guterres menjadi kasus kematian Covid-19 anggota Pasukan Perdamaian PBB yang pertama. Sejak didirikan tahun 1948 sudah lebih dari 3.900 anggota Pasukan Perdamaian meninggal dunia.
Dari tahun 2013 sudah lebih dari 100 Pasukan Perdamaian PBB yang tewas di Mali. Sejak Prancis memimpin operasi militer untuk menggulingkan kekuasan kelompok ekstremis.