REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Ekspos berlebihan Ankara atas vandalisme di masjid Koprulu di Limassol, menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana bangunan agama Kristen diperlakukan di utara, pada Selasa (2/6).
Juru Bicara Pemerintah Siprus, Kyriacos Kousios, menanggapi kecaman luas. Ini termasuk oleh Turki, atas vandalisme di masjid pada Ahad (31/5) malam ketika bom bensin dilemparkan ke dalam bangunan, sementara dinding luar dirusak dengan grafiti rasis terhadap Islam dan imigran.
Adapun Siprus terbagi menjadi dua bagian negara, yakni Republik Siprus atau lebih dikenal sebagai Siprus Yunani, dan Turki Siprus yang terletak di utara.
Dilansir dari laman Cyprus Mail Rabu (3/6), Kousios mengatakan kepada penyiar negara bagian CyBC, bahwa tindakan seperti itu terhadap monumen keagamaan dapat dikutuk.