Kamis 04 Jun 2020 07:01 WIB

Emma Watson Dihujani Kritik Soal #BlackoutTuesday

Unggahan Instagram Emma Watson dinilai tak cukup mendukung Blackout Tuesday.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Emma Watson bekerja untuk PBB guna mengampanyekan Women’s HeForShe sejak 2014. Ia rela istirahat dari seni peran demi fokus ke peran barunya tersebut.
Foto: EW
Emma Watson bekerja untuk PBB guna mengampanyekan Women’s HeForShe sejak 2014. Ia rela istirahat dari seni peran demi fokus ke peran barunya tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Emma Watson menuai banyak kritik setelah berpartisipasi dalam #BlackoutTuesday dengan mengunggah tiga foto hitam. Watson akhirnya angkat bicara dan menegaskan bahwa dirinya menentang rasisme.

#BlackoutTuesday merupakan tindakan kolektif untuk memprotes rasisme dan brutalitas polisi. Salah satu bentuk dukungan untuk #BlackoutTuesday adalah dengan mengunggah gambar kotak hitam serta kata-kata yang menyuarakan penentangan terhadap ketidakadilan yang dialami oleh orang-orang berkulit hitam.

Baca Juga

Watson turut berpartisipasi dalam #BalckoutTuesday. Alih-alih mengunggah satu gambar hitam, Watson mengunggah tiga gambar hitam dengan tepian berwarna putih. Sebelum mengunggah tiga kotak hitam ini, Watson juga mengunggah tiga gambar kotak berwarna putih.

Ketiga unggahan gambar kotak hitam tersebut tidak disertai dengan pesan apa pun. Ketiganya hanya disertai tagar-tagar yang berkaitan dengan #BlackoutTuesday.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

#blackouttuesday #theshowmustbepaused #amplifymelanatedvoices #amplifyblackvoices

A post shared by Emma Watson (@emmawatson) on

Warganet menilai Watson mengunggah tiga gambar hitam karena lebih mementingkan estetika tampilan laman Instagram-nya dibandingkan substansi dalam unggahan tersebut. Selama ini, Watson dikenal memiliki laman Instagram yang tampak cantik dan rapi.

"Cara Emma Watson menggembar-gemborkan dirinya sebagai seorang aktivis dan tidak mengatakan apapun kecuali unggahan tiga kotak hitam di Instagram memberi tahu Anda betapa feminis kulit putihnya dia," ujar seorang warganet, seperti dilansir Fox News.

Warganet lainmenyayangkan sikap Watson yang mengedit gambar kotak hitam #BlackoutTuesday dengan menambahkan bingkai putih. Watson diketahui selalu menambahkan bingkai putih pada tiap unggahannya sehingga terlihat estetis.

"Apakah Emma benar-benar menambahkan bingkai pada unggahan blackout Tuesday-nya agar unggahan itu sesuai dengan estetikanya?" tulis warganet lain.

Cukup banyak pula warganet yang menyayangkan unggahan Watson terkait #BlackoutTuesday. Terlebih, Watson yang dikenal vokal sebagai aktivis tidak menyertai kalimat apapun pada ketiga unggahan gamabr hitam #BlackoutTuesday miliknya.

"Hanya inikah yang kamu punya? Saya mengharapkan sesuatu yang lebih baik dari seorang aktivis," tulis warganet lainnya.

Tak lama berselang, Watson mengunggah sebuah gambar berisikan tanggapannya atas isu rasisme dan supremasi kulit putih. Dalam unggahan tersebut, Watson mengatakan, ada banyak kasus rasisme yang terjadi di masa lalu dan masa kini yang tidak diketahui dan tidak tercatat.

Di sisi lain, Watson mengatakan,, supremasi kulit hitam telah melekat erat di tengah masyarkat. Sebagai salah satu orang berkulit putih, Watson pun mengaku ikut merasakan kemudahan akibat supremasi kulit putih.

"Saya masih belajar mengenai banyak cara yang membuat saya tanpa sadar mendukung dan menegakkan sistem yang rasis secara struktural," tulis Watson.

Watson juga memastikan bahwa dia akan menggunakan platform media sosialnya untuk berbagi tautan mengenai sumber-sumber yang bermanfaat untuk pembelajarannya. Watson mengatakan, dirinya mungkin tidak tahu seberapa besar rasa marah, sedih, dan sakit yang dirasakan orang-orang berkulit hitam saat ini. Akan tetapi, bukan berarti ia tak mencoba untuk bisa memahaminya.

"Saya bersama kalian," tulis Watson dalam kolom keterangan unggahan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement