Sabtu 06 Jun 2020 14:34 WIB

WHO Wajibkan Penggunaan Masker di Depan Umum

Masker dapat menghalangi tetesan virus yang berpotensi menular.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan masker saat mengikuti pelantikan secara daring di Kantor Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (5/6/2020). Pelantikan diikuti sebanyak 715 ASN TA 2018 di lima tempat secara daring atau telekonferens.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan masker saat mengikuti pelantikan secara daring di Kantor Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (5/6/2020). Pelantikan diikuti sebanyak 715 ASN TA 2018 di lima tempat secara daring atau telekonferens.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mewajbkan  pemakaian masker bagi semua orang di depan umum guna membantu menghentikan penularan virus corona baru. Informasi baru menunjukkan bahwa masker dapat menghalangi tetesan virus yang berpotensi menular.

Sebelumnya WHO tidak mewajibkan orang memakai masker, dan mengatakan tidak ada cukup bukti untuk mengatakan bahwa orang sehat harus memakai masker. Beberapa negara pun sudah lebih dulu mewajibkan pemakaian masker di negara-negara masing-masing tanpa rekomendasi WHO.

Pakar Utama Teknis WHO pada Covid-19, Maria Van Kerkhove mengatakan kepada kantor berita Reuters rekomendasinya bagi orang-orang untuk mengenakan masker kain, bukan masker medis di daerah-daerah di mana ada risiko penularan penyakit. WHO selalu menyarankan bahwa masker medis harus dipakai oleh orang yang sakit dan mereka yang merawatnya.

Organisasi itu mengatakan pedoman baru telah diminta oleh studi selama beberapa minggu terakhir. "Kami menyarankan pemerintah untuk mendorong agar masyarakat umum memakai masker," kata Dr. Van Kerkhove dikutip BBC, Sabtu.

Pada saat yang sama, WHO menekankan bahwa masker penutup wajah hanyalah salah satu dari serangkaian alat yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko penularan. "Masker sendiri tidak akan melindungi Anda dari Covid-19," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Ini adalah perubahan besar dalam panduan WHO tentang kapan masyarakat harus menutupi wajah mereka. Selama berbulan-bulan, para ahli organisasi berpegang bahwa masker akan mendorong rasa aman palsu dan akan menghilangkan profesional medis dari peralatan pelindung yang sangat dibutuhkan.

Argumen-argumen itu belum hilang tetapi pada saat yang sama WHO mengakui bahwa bukti baru telah muncul tentang risiko penularan. Hal ini menunjuk pada penelitian baru-baru ini bahwa orang-orang dapat menjadi sangat menular dalam beberapa hari sebelum mereka menunjukkan gejala. 

Selain itu beberapa orang terkena virus tetapi tidak pernah menunjukkan gejala sama sekali.Orang-orang berjarak, seperti pada transportasi umum dan di lokasi yang bervariasi seperti toko-toko dan kamp-kamp pengungsi, juga  disarankan agar wajah ditutupi dengan masker buatan sendiri untuk menghindari penularan infeksi.

WHO mengatakan, orang dengan usia lebih dari 60-an dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya harus melangkah lebih jauh dan memakai masker tingkat medis untuk memberi diri mereka perlindungan yang lebih baik.

Secara global, sudah tercatat 6,7 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan hampir 400 ribu kematian sejak wabah mulai akhir tahun lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement