REPUBLIKA.CO.ID, oleh Idealisa Masyrafina, Rizkyan Adiyudha, Fauziah Mursid, Antara
Memahami aturan baru di era transisi menuju new normal ternyata tidak mudah. Seperti pasangan lansia yang tidak terima ketika dilarang masuk ke dalam kereta.
Senin (8/6), sepasang suami istri berusia di atas 60 tahun mengamuk kepada petugas loket di Stasiun Bekasi ketika diingatkan untuk tidak naik kereta sebelum pukul 10.00 WIB. "Apa-apaan dilarang! Saya kan bayar!" teriak sang ibu. Ia bahkan sambil melemparkan uang kembaliannya ke depan loket.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 09.30 WIB. Dalam aturan baru, penumpang kereta usia lansia baru bisa menaiki kereta setelah pukul 10.00. Saat itu juga sebenarnya belum ada kereta yang siap jalan di stasiun. Namun tampaknya kedua lansia tersebut terlalu emosi untuk mendengarkan penjelasan petugas.
Kemudian salah seorang bapak berusia lanjut juga membeli tiket dan dijelaskan kembali oleh petugas loket. "Iya, saya ngerti. Supaya nggak rame," kata bapak bernama Rahmat (62 tahun) tersebut. Tujuannya naik KRL pun bukan untuk bekerja ke Jakarta, sehingga ia tidak perlu terburu-buru naik KRL.
Stasiun Bekasi memberlakukan larangan bagi warga lanjut usia untuk naik KRL pada jam-jam tertentu. Lansia hanya diizinkan naik KRL pada pukul 10.00 hingga 14.00 WIB. Sementara bagi anak-anak di bawah usia lima tahun (balita), dilarang sepenuhnya untuk naik KRL.
Selain itu terdapat larangan bagi pengguna KRL membawa barang dagangan pada jam sibuk. Pengguna KRL yang ingin membawa barang dagangan hanya dapat menggunakan kereta-kereta dengan jadwal keberangkatan pertama di pagi hari dan di luar jam sibuk atau pukul 10.00–14.00 WIB.
Seiring dengan dibukanya kembali perkantoran di DKI Jakarta dalam penerapan new normal, Stasiun Kota Bekasi dan Bekasi Timur mulai dipadati calon penumpang KRL Jabodetabek.
Para calon penumpang mulai memadati stasiun sejak pukul 06.00 pagi. Pantauan Republika.co.id pada pukul 08.30, terlihat masih terdapat cukup banyak antrian di depan loket stasiun.
Para petugas di balik loket dilengkapi dengan masker dan sarung tangan karet. Terdapat satu petugas yang mengecek suhu tubuh penumpang, petugas tersebut dilengkapi dengan masker dan face shield.
Seluruh petugas di dalam stasiun juga menggunakan masker dan face shield. Stasiun juga selalu mengumumkan mengenai aturan proteksi kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak dengan orang lain.
Menurut salah satu penumpang, Isbeth (45 tahun), protokol kesehatan yang dilakukan oleh stasiun sudah cukup baik untuk memastikan para penumpang terhindar dari Covid-19. "Kekhawatiran pasti ada ya, tapi saya harus tetap mulai kerja hari ini. Jadi harus ada proteksi kesehatan, saya bawa hand sanitizer, dari stasiun juga sudah cukup baik," kata Isbeth.
Sementara itu Nurul, tidak hanya melakukan proteksi kesehatan dengan mengikuti protokol kesehatan dari stasiun. Karena menggunakan ojek daring, Nurul pun harus membawa helm sendiri.
"Biar tetap aman, jadi saya bawa helm sendiri," kata Nurul.
Antrean juga kelihatan sebelum masuk pintu Stasiun Bogor. Pembatasan penumpang di dalam KRL maupun di area peron stasiun menjadi alasannya.
Salah satu penumpang, Anita Widya (34) mengaku baru bisa masuk ke area peron stasiun dan lanjut masuk ke gerbong kereta setelah mengantre berdiri sekitar 45 menit. Kemudian, menunggu beberapa saat sampai kereta jalan ke arah Jakarta.
"Baru masuk kereta jam 7 kurang, kereta berangkat jam 07.15 WIB. Jadi total saya sekitar 1 jam 15 menit di Stasiun Bogor," ujarnya.
Menurut dia, meski calon penumpang menumpuk di luar pintu Stasiun Bogor, kondisi sebaliknya terjadi di area peron. Para penumpang bahkan dipaksa menerapkan jaga jarak fisik saat duduk di dalam KRL.
Pembatasan penumpang ini dilakukan petugas stasiun dengan cara hanya mengizinkan calon penumpang masuk ke area peron menjelang kereta siap diberangkatkan.
"Minggu lalu saya ke kantor seminggu sekali. Saya sampai stasiun jam 7 lewat sudah ada antrean tapi tidak sebanyak hari ini," kata Anita.
Berbeda dengan di Bekasi dan Bogor, situasi di Stasiun Pasar Minggu terpantau cukup lengang. Hingga pukul 09.00 WIB Stasiun Pasar Minggu terlihat lengang.
Tidak terlihat kepadatan dan desakan yang terjadi di peron stasiun tersebut. Pengguna kereta juga terlihat tertib mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Pengguna terlihat masuk dengan menggunakan masker dan saling menjaga jarak.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memang menerapkan sejumlah protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus Covid-19 di tengah masyarakat. KCI memeriksa suhu tubuh setiap penumpang yang akan menggunakan jasa kereta api. Sejumlah petugas juga disiagakan di pintu masuk tiket stasiun tersebut.
Kepala Stasiun Pasar Minggu Suriyaldi memastikan bahwa protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah diterapkan oleh petugas dan penumpang kereta. Meski demikian, dia enggan untuk mengomentari lebih lanjut terkait penerapan protokol kesehatan yang telah ditetapkan tersebut.
"Kalau kami memastikan bahwa protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh KCI pusat itu telah dijalankan dengan baik," singkat Suriyaldi. Dia mengatakan, stasiun tentu akan menaati apapun peraturan yang telah ditetapkan pemerintah dan manajemen.
Berdasarkan pantauan, ada tiga petugas gabungan terdiri dari TNI, petugas KCI dan keamanan yang disiagakan di setiap pintu tiket sebelum memasuki peron stasiun. Dari data yang dihimpun, sebanyak 10 personel TNI disiagakan di setiap stasiun guna mendukung pelaksanaan PSBB masa transisi tersebut.
Sejumlah gerai di stasiun Pasar Minggu juga sudah mulai beraktivitas normal, semisal toko waralaba ataupun toko makanan yang ada di areal stasiun. Salah satu petugas toko swalayan yang berada di stasiun mengatakan bahwa aktivitas normal itu baru dimulai pada Senin (8/6) ini.
Dia mengatakan, gerai ritelnnya tutup pada pasa PSBB tahap pertama hingga ketiga lalu. Gerai ritel tersebut mulai beroperasi pada pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. Dia mengatakan, pengelola gerai hanya menugaskan dua orang untuk menjaga toko tersebut.
KCI menambah jam operasional KRL mulai Jumat (5/6) lalu. Stasiun akan beroperasi mulai pukul 04.00 hingga 20.00 WIB. Hal itu dilakukan menyusul perpanjangan PSBB transisi menuju normal baru di Jakarta dan sejumlah wilayah lain yang telah menyelesaikan masa PSBB.
Dalam masa PSBB transisi ini KCI akan mengoperasikan 892 perjalanan KRL. Jumlah ini bertambah dari masa PSBB sebelumnya yaitu 784 perjalanan KRL setiap harinya. Sedangkan untuk jumlah rangkaian yang beroperasi tetap sama yaitu 88 rangkaian per hari.
KCI rencananya juga akan melakukan penyekatan di sejumlah titik di stasiun jelang pelaksanaan new normal di tengah pandemi Covid-19. Sekat tersebut didirikan guna mengatur sosial distancing atau jaga jarak antar penumpang jika terjadi kepadatan di peron stasiun.
"Bila diperlukan, petugas juga melakukan buka tutup pintu masuk stasiun," kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba saat di konfirmasi di Jakarta, Kamis (28/5).
Dia mengatakan, KCI tetap meminta pengguna untuk mematuhi protokol kesehatan seperti penggunaan masker selama berada di area stasiun dan di dalam KRL. Dia melanjukan, KCI juga akan melakukan pemeriksaan suhu tubuh penumpang hingga penerapan physical distancing sesuai dengan marka-marka yang ada di area stasiun dan di kereta.
Anne mengatakan, PT KCI saat ini juga sudah menyediakan wastafel tambahan agar dapat dimanfaatkan pengguna untuk mencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan KRL. Lanjutnya, KCI juga tetap menyediakan hand sanitizer di stasiun maupun yang dibawa oleh petugas pengawalan di dalam kereta.
Ketua pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengapresiasi kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di masa transisi menuju kenormalan baru atau new normal. Ini disampaikan Doni, saat meninjau Stasiun Manggarai untuk melihat kesiapan, kapasitas dan pelayanan penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuterline.
Saat tiba di stasiun pada pukul 07.00 WIB, Doni turut diperiksa suhu tubuhnya menggunakan thermo gun oleh petugas stasiun sebagai prosedur dan syarat utama yang wajib bagi para penumpang sebelum masuk stasiun. Ia juga memantau penerapan jaga jarak fisik penumpang saat turun dan naik kereta, maupun di dalam gerbong KRL.
Dalam peninjauan tersebut, ia menilai kapasitas petugas dan pelayanan serta kesadaran penumpangnya untuk menerapkan protokol kesehatan juga sudah sangat baik.
"Kepatuhan masyarakat (dalam menjalankan protokol kesehatan) ada peningkatan. Tidak ada masyarakat yang tidak menggunakan masker," kata Doni dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (8/6).
Ia menerangkan, para penumpang juga saat ini sudah dapat menyesuaikan diri dalam menjaga jarak aman di dalam gerbong kereta. Hal itu berarti masyarakat sudah mulai mengikuti aturan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Covid-19.
"Kita lihat tadi, sejumlah gerbong, tingkat kepadatannya sudah berkurang dibandingkan beberapa waktu sebelumnya. Ini penting dilakukan agar antar penumpang tidak terlalu dempet. Kalau terlalu dempet itu risikonya sangat besar, terutama apabila ada penumpang yang positif Covid-19 dapat menulari," kata Doni.
Ia juga menilai protokol kesehatan yang diterapkan di Stasiun Manggarai sudah sangat bagus dan sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ia juga mengapresiasi pihak stasiun yang memberikan layanan cuci tangan lengkap dengan sabun dan berada di beberapa titik lokasi di stasiun.
Ia pun berharap agar fasilitas cuci tangan dapat tersedia di beberapa unit pelayanan angkutan publik lainnya. Namun demikian, Doni tetap menyarankan agar setiap masyarakat selalu membawa hand sanitizer pribadi.
"Ketika masyarakat menumpang transportasi umum, sebagian besar mereka pasti menyentuh pintu, tempat duduk dan sebagainya. Apabila tempat duduk atau pegangan tangan sebelumnya tersentuh oleh orang yang terinfeksi virus, maka penumpang baru dapat tertular," kata Doni.
"Kalau yang bersangkutan tidak bisa mencuci tangan maka bisa menggunakan hand sanitizer sehingga tangan selalu dalam keadaan bersih," lanjutnya.
Arus lalu lintas di sejumlah jalanan utama Jakarta pada hari pertama PSBB transisi terpantau ramai lancar. Arus lalu lintas Jalan Daan Mogot menuju Grogol dan Jalan Kyai Tapa menuju Harmoni terpantau ramai lancar, hal serupa juga terlihat di Jalan Letjen S Parman menuju simpang Semanggi.
Berikut hasil pantauan lalu lintas di sejumlah jalan di Provinsi DKI Jakarta oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang disampaikan lewat akun Twitter @TMCPoldaMetro. Jalan Panjang Kebon Jeruk, Jakarta Barat terlihat mulai ada peningkatan kendaraan di kedua arah.
Di Jalan Perintis Kelapa Gading, Jakarta Utara terpantau ramai lancar. Lalu, arus lalu lintas Jalan Patimura Blok M arah Bundaran Senayan terpantau relatif lancar.
Arus kendaraan di Jalan Jendral Sudirman Dukuh Atas menuju Bundaran HI terpantau ramai lancar. Lalu lintas Jalan Gatot Subroto-Cawang-Pancoran-Kuningan ramai lancar.