Selasa 09 Jun 2020 06:31 WIB

New Normal, Sandiaga: UMKM Butuh Dana Tunai

Sandiaga sebut 5 juta orang kehilangan pekerjaan yang mayoritas dari sektor UMKM.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Sandiaga Uno.
Foto: Republika/Prayogi
Sandiaga Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha Sandiaga Uno meminta pemerintah memberikan bantuan dana tunai kepada kepada pelaku UMKM. Menurutnya, modal usaha itu dibutuhkan guna memulihkan ekonomi masyarakat pada masa normal baru setelah terdampak kebijakan PSBB.

"Dalam masa pemulihan ekonomi, yang dibutuhkan masyarakat adalah dana tunai," kata Sandiaga dalam keterangan, Senin (8/6).

Baca Juga

Mantan wakil gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, masyarakat membutuhkan bantuan likuiditas untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Sementara, dia mengatakan, para pengusaha UMKM membutuhkan dana tersebut guna membuka kembali usaha yang sempat tutup.

Sandiaga menilai, penting dibukanya kembali sektor ekonomi saat penerapan normal baru. Dia mengungkapkan, terlebih saat ini sekitar 5 juta orang saat ini sudah kehilangan pekerjaan yang mayoritas berasal dari sektor UMKM.

Mantan ketua umum HIPMI ini berpendapat, nasib UMKM harus diutamakan pada penerapan normal baru. Lanjutnya, begitu juga masyarakat yang berusaha di pasar-pasar tradisional karena mereka sangat berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

"Karena UMKM menciptakan 97 persen lapangan pekerjaan dan sumber ekonomi sebesar 60 persen," katanya.

Sandiaga mengatakan, salah satu solusi yang harus dilakukan pemerintah adalah bekerja sama dengan perbankan untuk menyediakan permodalan kepada pelaku UMKM. Menurutnya, mereka akan kesulitan mendapatkan modal dari perbankan tanpa ada jaminan dari pemerintah,

Kendati demikian, Sandi mengakui, penerapan normal baru dan pembukaan kembali ekonomi dapat memicu kembali meningkatnya jumlah kasus Covid-19. Untuk itu, dia meminta masyarakat tetap disiplin dan mengikuti imbauan pemerintah.

Dia juga mendorong pemerintah merumuskan strategi tepat menghadapi normal baru tersebut. Dia mengatakan, hal itu diperlukan agar ekonomi tetap bisa berjalan dan kasus corona tidak meningkat seperti di negara lain.

"Saya rasa kita harus menggunakan strategi yang lebih tepat lagi dalam hal kapan dan bagaimana kehidupan keseharian yang bisa kembali normal," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement