REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iwa Kusuma atau akrab disapa Iwa K menjadi salah satu rapper kesohor di Indonesia. Pria kelahiran Jakarta ini mengaku kepincut dengan musik hip hop sejak tahun 1984 sejak ia menggeluti hobinya bermain breakdance.
“Tahun 1980 itu kan tren breakdance masuk ke Indonesia. Gue seneng break dance, gue udah cukup oke lah main windmill, handstand. Tapi kok setelah dijalani gue lebih tertarik dengan pengiring breakdance-nya yaitu musik hip hop,” kata Iwa K saat berbincang dengan Riri Riza pada program Cabin Fever di akun Instagram Miles Films, beberapa waktu lalu.
Sejak saat itulah, ia mulai mengoleksi kaset rilisan musik hip hop mulai dari musisi rapper Ice-T, The Sugar Hill Gang, Public Enemy dan lainnya. Iwa juga menceritakan bagaimana beratnya perjuangan dia menghapal lirik lagu dari para rapper tersebut.
“Kalau sekarang gampang, nyari di Google nemu lirik. Sedangkan dulu, gue bisa sampai satu jam untuk bisa nulis lirik satu lagu. Butuh perjuangan banget untuk hapalin satu lagu,” kata Iwa.
Lagu pertama yang ia hapal adalah lagu "Rappers Delight" milik The Sugar Hill Gang. Setelah itu, Iwa terus menghapal lagu-lagu rapper lain. Berbekal hapalan lagu itu pula, sekira tahun 1986 ketika menginjak sekolah menengah atas (SMA), Iwa akhirnya mengawali karir ngerapnya dengan manggung di pasar seni dan pensi.
“Dari SMA mulai manggung dengan referensi minim, manggung di pasar seni, atau panggung-panggung SMA lah ya. Dulu yang ngajak kakak kelas gue, tapi ya gitu karena referensi minim, kita manggung agak ngasal,” ungkap dia.
Iwa kemudian bergabung dengan salah satu deskotek mobile yang pada era 1980-an mulai tren. ”Sebenarnya kan ada banyak diskotek mobile lain, nah yang beda dari kita itu karena ada penampilan rappernya, yaitu gue, jadi lumayan lah,” kata Iwa.
Tahun 1993 Iwa K mengukuhkan dirinya sebagai rapper lewat debut albumnya bertajuk “Ku Ingin Kembali”. Setahun kemudian, penghargaan berupa BASF Award sudah di tangannya lewat album kedua bertajuk “Topeng” (1994). Baru-baru ini, Iwa K baru saja merilis album ketujuhnya “Musafir Malam” yang mengajak pendengarnya untuk menikmati kegelapan dalam perspektif berbeda.