Sabtu 13 Jun 2020 17:08 WIB

Update: Positif Covid-19 Tambah 1.014, Sembuh 563 Orang

Jumlah kasus baru Covid-19 bertambah 1.014 orang pada Sabtu (13/6).

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Foto: @BNPB_Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan jumlah kasus positif Covid-19 bertambah 1.014 kasus pada Sabtu (13/6). Sementara pasien sembuh juga bertambah sebanyak 563 orang.

"Pasien sembuh bertambah 563 orang atau total 13.776 pasien," ujar Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Sabtu (13/6).

Baca Juga

Sementara pasien Covid-19 yang meninggal bertambah 43 pasien atau total 2.091 kasus meninggal. Untuk kasus positif mengalami peningkatan sebanyak 1.014 kasus atau total 37.420 kasus positif. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 42.450 dan PDP sebanyak 13.578 orang.

Yuri menjelaskan jika dipersentasekan maka jumlah pasien yang sembuh maka didapat angka 53,8 persen dari total kasus positif. Sedangkan untuk kasus meninggal, persentasenya sebesar 5,78 persen. Jumlah spesimen yang diperiksa pada Sabtu sebanyak 16.574 orang atau total 495.527 orang.

Jika dirinci lebih lanjut, penambahan kasus positif tidak merata di seluruh provinsi di Tanah Air. Terdapat lima provinsi yang memiliki kasus positif Covid-19, yakni Jawa Timur (176 kasus positif baru dan 252 sembuh).

Sulawesi Selatan (125 kasus positif baru dan 36 sembuh), Kalimantan Selatan (123 penambahan kasus baru dan 22 sembuh), DKI Jakarta (121 kasus positif baru dan 59 sembuh), dan Sumatera Utara (94 penambahan kasus positif baru dan tidak ada laporan pasien sembuh). Terdapat 18 provisi yang melaporkan kasus di bawah 10 dan lima provinsi yang tidak memiliki kasus sama sekali.

Yuri terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menggunakan masker jika keluar rumah, membawa penyanitasi tangan, jaga jarak dan tidak berkerumun.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement