REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar duka kembali datang dari keluarga Sabtu (13/6) kemarin. Jenderal TNI Purn Pramono Edhie Wibowo, yang juga adik kandung Ani Yudhoyono, meninggal dunia saat berlibur bersama keluarga di Cianjur, Jawa Barat.
Karirr militer Edhie memang cemerlang, sempat menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2004, Komandan Jenderal Kopassus pada 2008-2009, Panglima Komando Daerah Militer III Siliwangi pada 2009-2010, hingga Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada 2011-2013. Di tangan Edhie, TNI Angkatan Darat melakukan modernisasi persenjataan secara besar-besaran.
Namun jauh sebelum menjadi Jenderal, Edhie ternyata sempat mencatatkan peran yang tak main-main: mencatatkan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara pertama yang berhasil meraih puncak Everest di Nepal. Perjalanan menuju puncak gunung tertinggi dunia ini terjadi pada 1997 silam.
Saat itu, Letkol Inf Pramono Edhie Wibowo masih menjadi bawahan Komjen Kopassus Mayjen Prabowo Subianto. Ide untuk menggapai puncak Everest ini memang datang dari Prabowo yang tak ingin TNI kalah dari angkatan militer negara lain dalam mendaki Everest.
Tahun 1997, tim pendaki pimpinan Letkol Inf Pramono Edhie Wibowo berangkat menuju Nepal. Banyak pihak yang saat itu menganggap misi untuk mendaki Everest adalah misi nekat. Alasannya, persiapan yang minim dan nihilnya pengalaman tim dalam mendaki gunung bersalju.
"Tetapi almarhum dan tim punya tekad yang kuat dengan moto komando. Pantang pulang sebelum misi berhasil. Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan tugas," ujar Letnan Jenderal TNI Purn. Erwin Sudjono yang tak lain adalah kakak ipar Edhie.
Dengan modal nekat yang dijalankan oleh tim dari Kopassus inilah, maka pada Sabtu 26 April 1997 pukul 15.40 waktu Nepal, bendera Merah Putih berhasil dikibarkan di puncak Gunung Everest yang berketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut.
"Dalam cuaca yang cukup ekstrem dengan suhu di bawah nol derajat celcius. Peristiwa ini mengukuhkan Indonesia sebagai negara pertama Asia Tenggara yang mencapai puncak tertinggi dunia," ujar Erwin.
Itulah sosok Pramono Edhie yang mengantarkan Indonesia ke atap tertinggi dunia. Edhie juga dikenal sebagai sosok yang berhasil melakukan modernisasi persenjataan TNI Angkatan Darat semasa kepemimpinannya.
Modernisasi di bawah kepemimpinan Edhie, antara lain sistem senjata kavaleri yakni main battle tank Leopard buatan Jerman. Kemudian persenjataan artileri meriam 155 Caesar buatan Prancis, serta pengadaan helikopter serbu Apache buatan Amerika Serikat.
"Modernisasi dilakukan semasa kepemimpinan beliau sebagai Kastaf AD pada periode 2011-2013. Selain upaya modernisasi TNI AD, beliau juga mengerahkan jiwa raga untuk mengabdi kepada bangsa dan negara dalam berbagai medan penugasan. Baik operasi di dalam negeri atau tugas di luar negeri," jelasnya.
Seperti diketahui, mantan Kasad Jenderal TNI Purn Pramono Edhie Wibowo, meninggal dunia dalam usia 65 tahun, pada hari Sabtu malam pukul 19.30, (13/6) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Almarhum beserta keluarganya sedang berlibur di kediaman Dusun Ciwalen Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pramono Edhie disebut mendadak sakit dengan diagnosa serangan jantung.