REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mulai mengecek kesiapan Bali untuk memulai protokol kesehatan di era new normal. Protokol new normal fokus pada aspek kebersihan, kesehatan, dan keamanan.
Wishnutama menjelaskan, ada beberapa poin penting saat implementasi protokol kesehatan yang harus diawasi ketat oleh seluruh stakeholder pariwisata, pemerintah daerah, hingga masyarakat. “Semua tetap harus memperhatikan betul kondisi R0 dan Rt, atau laju penyebaran Covid-19 di daerah, kesiapan daerah, dan kedisiplinan dalam pelaksanaan termasuk di Bali nantinya sangat menentukan kapan sektor pariwisata ini dapat menyambut wisatawan kembali,” kata Wishnutama, Rabu (17/6).
Wishnutama juga mengatakan, kesiapan suatu wilayah harus benar-benar dipastikan. Sebab, bila tergesa-gesa justru akan memicu terjadinya peningkatan jumlah pasien Covid-19.
“Kami khawatir jika terburu-buru, nanti menjadi penyebab peningkatan positif corona yang memicu gelombang kedua. Saya betul-betul ingin nantinya sektor pariwisata bangkit kembali produktif dan aman,” ujarnya.
Pada Rabu (17/6), pihaknya melakukan site visit untuk melihat kesiapan di kawasan ITDC Nusa Dua, mulai dari pengecekan suhu tubuh wisatawan saat pintu masuk kawasan, kemudian menuju Bali Art Collection sebagai kawasan ekonomi kreatif. Ia juga melihat kesiapan penanganan wisatawan di RS BIMC.
Wishnutama mengatakan, pedoman protokol kesehatan harus dipatuhi dengan ketat agar masa normal baru ini membawa kebaikan bagi semua. Untuk itu, Ia juga menekankan agar pemerintah daerah yang ingin membuka aktivitas sektor parekraf harus mempersiapkan secara detail, tidak terburu-buru, serta memastikan protokol kesehatan sudah siap diimplementasikan.
“Sektor pariwisata adalah sektor yang sangat bergantung dengan kepercayaan wisatawan terhadap rasa aman dan nyaman," katanya.
Wishnutama pun optimistis, keunikan destinasi di Bali masih menjadi daya tarik utama pariwisata Tanah Air. “Dengan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan di lapangan yang ketat maka kita semua akan bisa berwisata dengan aman, dan pelaku-pelaku pariwisata dan ekraf bisa kembali produktif,” ujarnya.