Rabu 17 Jun 2020 18:48 WIB

Menlu Retno: Kolaborasi ASEAN-Rusia Atasi Dampak Covid-19

Indonesia menjadi koordinator kerja sama ASEAN-Rusia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Menter Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi
Foto: dok. Kemenlu
Menter Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menegaskan bahwa kerja sama ASEAN dan Rusia dalam penanganan pandemi Covid-19 di kawasan dan Rusia sangat penting. Hal itu ia tekankan dalam pertemuan para Menlu negara anggota ASEAN dan Menlu Rusia Sergey Lavrov mengenai Covid-19 yang saat ini Indonesia menjadi koordinator kerja sama ASEAN-Rusia.

"Semua negara termasuk negara anggota ASEAN dan Rusia menghadapi tantangan yang sama untuk dapat mengatasi penyebaran pandemi dan juga dampak sosial ekonominya," ujar Retno usai melangsungkan pertemuan Menlu ASEAN dan Rusia kepada wartawan secara virtual, Rabu (17/6).

Baca Juga

Retno menekankan bahwa negara-negara anggota ASAEN dan Rusia telah melakukan kemitraan strategis untuk memitigasi pandemi. Indonesia dengan Rusia telah melakukan kerja sama Table Top Exercise dalam kerangka ASEAN Center for Military Medicine 3 pekan lalu. Kemudian, pelatihan untuk para medis untuk menghadapi pandemi dan sekaligus memperkuat kerangka EAS dalam menghadapi pandemi dengan mengusulkan pernyataan sikap untuk peningkatan kapasitas bersama dalam penanggulangan dan pencegahan pandemi, Leaders Statement on Strengthening Collective Capacity in Epidemics Prevention and Response.

"Pandemi ini harus menjadi momentum untuk membangun kerja sama yang lebih kuat antara ASEAN dan Rusia," kata Menlu Retno.

Dalam kapasitas nasional, Indonesia telah menyampaikan bahwa pandemi memerlukan kolaborasi yang sangat kuat dari berbagai pihak. Meski, kerap timbul erosi kepercayaan antarnegara. Oleh karenanya, Indonesia menekankan pentingya kepada semua pihak untuk mengesampingkan perbedaan. Sebab Indonesia khawatir multilateralisme terus dipertanyakan dan malah memmandang mulitlateralisme bukan lagi merupakan kepentingan semua.

Menurut Retno, Indonesia justru ingin melihat bahwa multilateralisme dapat lebih baik bekerja, lebih efektif dan lebih efisien. "Multilateralisme yang dikedepankan adalah yang mengedepankan kepentingan kolektif, multilateralisme yang dapat mencegah "the mighty from taking all", kata Retno. Sehingga menjadi kepentingan ASEAN untuk melihat kawasan ini sebagai kawasan damai dan sejahtera.

Menlu Retno juga menyampaikan tiga usulan khusus Indonesia dalam pertemuan Menlu ASEAN dan Rusia. Pertama, kata Retno, pengembangan dan pengadaan vaksin dan obat-obatan menjadi sangat penting untuk diperhatikan.

"Kolaborasi ASEAN – Rusia dibutuhkan untuk menjamin akses dan harga yang terjangkau bagi seluruh negara. Seperti diketahui, Rusia memiliki teknologi yang baik dan kita mengetahui bahwa 9 dari 130 vaksin kandidat saat ini berasal dari Rusia," ujar Retno. 

Rusia menunjukkan perkembangan yang baik dalam hal obat Covid-19 yang ditandai dengan sertifikasi terbaru berjenis Avifavir dan Levilimab sebagai obat yang dapat menyembuhkan pasien Covid-19 di Rusia.

Kedua, Retno mendorong kerja sama kesehatan melalui berbagai mekanisme yang ada di ASEAN. Selain itu, Indonesia juga mendorong Rusia untuk menjadi aktor terdepan dalam meningkatkan tata kelola kesehatan publik di kawasan termasuk mencegah krisis dan pandemi di masa yang akan datang.

Hal tersebut bisa dilakukan melalui pembentukan mekanisme kawasan untuk pencegahan penyakit menular di ASEAN, mendukung ASEAN Covid-19 Response Fund melalui mobilisasi dana kerja sama ASEAN - Rusia yang telah ada, pembentukan cadangan pasokan kebutuhan medis regional serta pengembangan kapasitas untuk kedokteran militer.

Selain itu, Indonesia mengusulkan kolaborasi dalam rangka pemulihan ekonomi pascapandemi. Sebab seperti dirasakan dampak pandemi ini sangat memukul ekonomi negara-negara khususnya di Indonesia senidiri.

"Untuk itu kita memerlukan kolaborasi dua organisasi ekonomi kawasan termasuk menjajaki kerja sama antara ASEAN dengan Eurasian Economic Commission (EEC)," ujarnya.

Rusia memiliki 545.458 kasus positif Covid-19. Rusia merupakan negara ketiga yang memiliki jumlah kasus tertinggi setelah AS dan Brasil yang disebabkan tingkat pengujian yang massif di negara tersebut. Sementara berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sama, kawasan ASEAN mencatat kasus positif Covid-19 yang mencapai 120.151.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement