Kamis 18 Jun 2020 10:29 WIB

AS tidak akan Menjadi Mediator Konflik India-China

AS tak akan jadi mediator namun tetap memantau perkembangan konflik India-China

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Peta wilayah sengketa India-China-Pakistan. AS tak akan jadi mediator namun tetap memantau perkembangan konflik India-China. Ilustrasi.
Foto: wikicommon
Peta wilayah sengketa India-China-Pakistan. AS tak akan jadi mediator namun tetap memantau perkembangan konflik India-China. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan negaranya tidak akan menjadi mediator untuk menengahi konflik antara India dan China. Namun, Trump tetap memantau perkembangan konflik tersebut.

"Tidak ada rencana formal, namun Trump memantau situasi," ujar juru bicara Gedung Putih, Kayleigh McEnany, dilansir Anadolu Agency.

Baca Juga

Amerika Serikat ikut prihatin dan menyampaikan ungkapan belasungkawa kepada New Delhi atas meninggalnya puluhan pasukan selama bentrokan yang terjadi pada Senin lalu. Sebanyak 20 tentara India tewas dalam pertempuran di daerah Ladakh timur di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC), perbatasan de facto India dan China di wilayah yang disengketakan.

Ini adalah pertama kalinya India dan China terlibat dalam bentrokan militer di perbatasan sejak 1975. Ketegangan perbatasan antara kedua negara telah ada selama lebih dari tujuh dekade.

Sebelumnya, India menyalahkan China atas bentrokan yang terjadi di perbatasan sehingga menimbulkan korban jiwa. India menuding Beijing berusaha mengubah status quo antara kedua negara di wilayah Ladakh timur.

"Mengingat pendekatannya yang bertanggung jawab terhadap manajemen perbatasan, India sangat jelas bahwa semua kegiatannya selalu berada di sisi wilayah India dari LAC (Garis Kontrol Aktual). Kami mengharapkan hal yang sama dari pihak China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Anurag Srivastava.

Srivastava mengatakan, India dan China telah membahas persoalan perbatasan tersebut melalui saluran militer dan diplomatik. Komandan senior kedua negara mengadakan pertemuan pada 6 Juni lalu dan menyepakati proses penurunan eskalasi di perbatasan.

Selanjutnya mereka melakukan serangkaian pertemuan untuk mengimplementasikan konsensus yang dicapai pada tingkat lebih tinggi. Srivastava menuding China tidak mematuhi konsensus LAC di Lembah Galwan.

"Kami tetap yakin akan perlunya menjaga perdamaian dan ketenangan di daerah perbatasan dan penyelesaian perbedaan melalui dialog. Pada saat yang sama, kami juga berkomitmen kuat untuk memastikan kedaulatan dan integritas teritorial India," ujar Srivastava.

China mengklaim wilayah di timur laut India. Sementara New Delhi menuduh Beijing menduduki wilayahnya di dataran tinggi Aksai Chin di Himalaya, yang termasuk bagian dari wilayah Ladakh.

https://www.aa.com.tr/en/americas/trump-has-no-formal-plans-to-mediate-india-china-row/1880795

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement