Kamis 18 Jun 2020 12:40 WIB

JK: Negara Maju Gagal Karena Anggap Enteng Covid-19

Kunci negara bisa melawan virus Covid-19 adalah kecepatan bertindak.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (kedua kanan) berbincang dengan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak (kedua kiri) saat berkunjung ke Masjid Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/6/2020). Kunjungan tersebut untuk melihat secara langsung pelaksanaan protokol kesehatan di masjid sehingga warga tetap dapat beribadah dalam kondisi sehat di tengah pandemi COVID-19
Foto: Antara/Moch Asim
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (kedua kanan) berbincang dengan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak (kedua kiri) saat berkunjung ke Masjid Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/6/2020). Kunjungan tersebut untuk melihat secara langsung pelaksanaan protokol kesehatan di masjid sehingga warga tetap dapat beribadah dalam kondisi sehat di tengah pandemi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla (JK) mengatakan, kunci negara bisa melawan virus Covid-19 adalah kecepatan bertindak dan melakukan pemeriksaan secara massif. Dia meyakini, jika kedua hal itu dilakukan secara bersamaan maka penyebaran virus Covid-19 bisa diantisipasi.

Sebab, kata JK, banyak negara yang gagal dalam menghadapi Corona karena terlalu menganggap enteng virus itu sehingga terlambat dalam mengambil tindakan. "Virus ini tidak mengenal negara maju atau pun negara miskin, bahkan negara maju yang paling banyak terkena akibat memandang enteng lalu lambat dalam bertindak," ujar JK saat bertemu Ketua PMI se-Provinsi Sulawesi Selatan, sebagaimana disampaikan stafnya, Kamis (18/6).

Ia menjelaskan, alasan pentingnya pemeriksaan secara massif guna mengetahui sejauh mana penularan, termasuk daerah yang menjadi episentrum penularan wabah. Dengan begitu, otoritas berwenang bisa segera melakukan penanganan.

Apalagi, ungkap JK, virus Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China, ini sangat cepat penularannya. Ia mengatakan, di Indonesia saja dalam waktu 3 bulan sejak pertama kali dideteksi penambahan jumlah penderita Indonesia bertambah 1.000 setiap harinya.

Ia tidak menutup kemungkinan, jumlah itu akan bisa bertambah banyak apabila tidak ada tindakan yang lebih konkrit. “Yang kena sekarang 1.000 orang per hari, artinya setiap test ada 8 persen orang terdeteksi positif dan jumlah itu akan bisa terus bertambah kalau tidak ada tindakan yang lebih keras lagi” kata JK.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut ketua PMI Kota Makassar Syamsu Rizal MI, ketua PMI Kota Maros Chaidir Syam Kasdam Hasannuddin Brigjen Andi Muhammad, Pengurus Pusat PMI Hamid Awaluddin dan M Fachir. Serta sejumlah pengurus PMI Sul-Sel lainnya di antaranya Ilham Arif Sirajuddin, Letjen TNI (Pur) Gerhan Lantara dan beberapa tokoh Sul-Sel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement