Rabu 24 Jun 2020 21:07 WIB

Hadapi Covid-19, Bakrie Brothers Siap Strategi Ini

hingga akhir 2019, Bakrie Brothers berhasil merestrukturisasi utang Rp 11,41 triliun.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
(Dari kiri ke kanan) Komisaris Independen PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Firmanzah, Komisaris Bobby Gafur S. Umar, Direktur Utama Anindya N. Bakrie, dan Wakil Direktur Utama A. Ardiansyah Bakrie berbincang di sela Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa PT Bakrie & Brothers Tbk, di Jakarta, Rabu (24/6/2020). Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa tersebut menyetujui pengunduran diri Bobby Gafur S. Umar dari jabatan Komisaris Perseroan, dan BNBR di akhir tahun 2019 mencatat keuntungan bersih sebesar Rp863,27 miliar.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
(Dari kiri ke kanan) Komisaris Independen PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Firmanzah, Komisaris Bobby Gafur S. Umar, Direktur Utama Anindya N. Bakrie, dan Wakil Direktur Utama A. Ardiansyah Bakrie berbincang di sela Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa PT Bakrie & Brothers Tbk, di Jakarta, Rabu (24/6/2020). Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa tersebut menyetujui pengunduran diri Bobby Gafur S. Umar dari jabatan Komisaris Perseroan, dan BNBR di akhir tahun 2019 mencatat keuntungan bersih sebesar Rp863,27 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) terus memacu kinerja di tengah pandemi global Covid-19. Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya N Bakrie menyampaikan perusahaan akan terus berupaya memperbaiki performa setiap anak perusahaan, agar mampu berkontribusi lebih besar bagi keberhasilan BNBR.

"Selain back to basic, yaitu terus menjaga dan memperkuat lini industri yang selama ini kami jalankan, Perseroan juga diarahkan untuk terus mengembangkan industrialisasi pada sektor-sektor potensial yang kami miliki," katanya usai penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa Perseroan, di Jakarta, Rabu (24/6), dilansir siaran pers.

Baca Juga

Secara bertahap, BNBR perkuat juga penguasaan teknologi sambil tetap cermat berinvestasi sesuai keperluan. Sejak kuartal kedua tahun 2019 lalu, BNBR membalikkan catatan rugi menjadi positif, dan pencapaian ini mampu dipertahankan hingga akhir 2019.

Di sisi lain, hingga akhir tahun 2019 lalu, Perseroan juga telah berhasil merestrukturisasi utang sejumlah Rp 11,41 triliun. Anindya optimistis dapat menyelesaikan proses restrukturisasi utang yang tersisa dalam waktu dekat yang akan memperkuat kondisi keuangan.

Seiring dengan upaya penyehatan neraca keuangan, sejumlah faktor lain juga mengangkat semangat Perseroan selama tahun 2019. Misalnya, kinerja anak perusahaan yang membaik meskipun kondisi makro ekonomi tidak seluruhnya menunjukkan peningkatan.

"Unit-unit usaha BNBR yang bergerak di bidang manufaktur sebenarnya telah menjadi pemain kunci di bidang industri yang mereka garap, namun kami berpendapat seluruh unit usaha kami memerlukan penyegaran agar dapat terus bersaing di masa mendatang," katanya.

Perseroan juga melanjutkan keikutsertaannya dalam pembangunan nasional dengan keterlibatan pada sejumlah proyek pemerintah, khususnya proyek-proyek terkait pembangunan dan penguatan infrastruktur. Karena itu, BNBR secara berkelanjutan meningkatkan kinerjanya melalui ekspansi pasar dan inovasi produk.

Ekspansi di pasar non-migas seperti infrastruktur berbahan baja dan proyek-proyek konstruksi menjadi penggerak utama atas peningkatan pendapatan tersebut. Ekspansi pada segmen komponen otomotif untuk kendaraan penumpang juga menjadi pendukung peningkatan kinerja BNBR.

Selama empat tahun terakhir pendapatan Perseroan naik 56 persen, atau peningkatan rata-rata per tahun sebesar 14 persen. Di akhir 2019, BNBR mencatat keuntungan bersih sebesar Rp 863,27 miliar, meningkat signifikan jika dibandingkan dengan catatan rugi bersih Perseroan pada tahun 2018 yang mencapai Rp 1,25 triliun.

Meski pendapatan turun tipis sebesar 3,1 persen dari Rp 3,34 triliun tahun 2018 menjadi Rp 3,24 triliun pada tahun 2019, upaya Perseroan untuk semakin meningkatkan efisiensi produksi membuahkan hasil yang baik pada tahun 2019. Hal ini tercermin dari meningkatnya laba operasional dari Rp 84,15 miliar di tahun 2018 menjadi Rp137,67 miliar di tahun 2019.

"Perseroan juga mencatatkan peningkatan EBITDA sebesar 8 persen year on year menjadi senilai Rp 380 miliar pada tahun 2019," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement