Kamis 25 Jun 2020 00:11 WIB

Huawei Bangun Pusat Penelitian di Inggris, Amerika Murka

Huawei Dapat Izin Bangun Pusat Penelitian di Inggris, Amerika Murka

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Huawei Dapat Izin Bangun Pusat Penelitian di Inggris, Amerika Murka!!. (FOTO: Reuters/Joshua Roberts)
Huawei Dapat Izin Bangun Pusat Penelitian di Inggris, Amerika Murka!!. (FOTO: Reuters/Joshua Roberts)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor

Jajaran Trump begitu marah dengan Boris Johnson karena Huawei mendapat izin membangun pusat penelitian dan pengembangan di Inggris.

Bahkan, salah satu pejabat senior Administrasi Trump menyebut China sebagai parasit merugikan yang menempel ke Inggris.

"Kami cemas Huawei yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah China bakal menjadi parasit yang melekat pada Inggris," ujar Wakil Menteri Luar Negeri AS, Keith Krach, dikutip dari Business Insider, Rabu (24/6/2020).

Baca Juga: Aturan Ekspor Teknologi AS ke Huawei Dikritik, Jajaran Trump: Kami Tak Temukan Celah Sama Sekali!!

Baca Juga: Perhatian! Mitra Golife yang Terkena PHK Akan Dapat Hal-Hal Ini . . . .

Huawei berniat membangun fasilitas penelitian senilai 400 juta euro (sekitar Rp5,7 T) di Cambridgeshire yang bakal berfokus pada pengembangan chip untuk jaringan pita lebar (broadband).

Krach menambahkan, "Inggris mesti memerhatikan taktik agresif dari Partai Komunis, karena semuanya berawal dari sana. Mereka mengejar para peneliti dan talenta dari universitas paling bergengsi, lalu membawa teknologi dan kekayaan intelektual ke China."

Sebelumnya, Boris Johnson juga mengizinkan Huawei berperan dalam jaringan 5G-nya. Menanggapi itu, Trump awal tahun ini memutus sambungan telepon dengan Johnson karena Inggris tak mengindahkan perintahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement