Ahad 28 Jun 2020 08:41 WIB

Saat Rasulullah Menenangkan Abu Bakar yang Ketakutan

Perjalanan hijrah Rasulullah yang ditemani Abu Bakar diliputi suasana mencekam.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Saat Rasulullah Menenangkan Abu Bakar yang Ketakutan. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Saat Rasulullah Menenangkan Abu Bakar yang Ketakutan. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Suasana pelaksanaan hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah sangatlah mencekam. Selain harus menerapkan strategi-strategi ‘pelarian diri’ dari kafir Quraisy, Rasulullah SAW juga harus menenangkan Sayyidina Abu Bakar yang ketakutan.

Dalam buku Yang Tersembunyi dari Sirah Nabi karya Musthafa As-Siba’i dijelaskan bahwa ketika Rasulullah berhasil melarikan diri dari kediamannya di Makkah, kaum kafir Quraisy marah besar. Mereka pun mencari Rasulullah di rute Makkah yang biasa namun tidak juga menemukannya.

Baca Juga

Kemudian, mereka pun mencari Rasulullah di sepanjang rute Yaman hingga akhirnya mereka berhenti di mulut Gua Hira. Sebagian dari mereka berkata bahwa tidaklah mungkin Muhammad bersembunyi di gua tersebut.

Alasannya, mulut gua telah dipenuhi oleh sarang laba-laba dan terlihat pula sarang burung. Hal itu menunjukkan, kata mereka, bahwa baru-baru ini tidak ada siapapun yang masuk ke dalam gua tersebut.

Sayyidina Abu Bakar yang menemani pelarian Rasulullah melihat kaki kaum kafir Quraisy dari dalam gua. Sehingga khalifah pertama Islam itu bergemetar karena mengkhawatirkan kehidupan Rasulullah SAW.

Sayyidina Abu Bakar pun berkata: “Demi Allah wahai Rasulullah, jika salah seorang dari mereka melihat ke tempat berpijak mereka, pastilah mereka melihat kita,”. Mendengar hal itu, Nabi pun berkata: “Wahai Abu Bakar, apa yang kamu kira bahwa kita ini hanya berdua? Ketahuilah, yang ketiganya adalah Allah,”.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement