REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merayakan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2020 dengan membuat gerakan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor. Gerakan ini dimulai pada pukul 08.00 hingga 15.00 waktu setempat dengan target 1,3 juta akseptor dan akan dilakukan pencatatan rekor MURI.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan tahun ini Harganas 2020 dilakukan secara berbeda di tengah masa pandemi Covid-19. Walaupun masih berada di masa yang serba dibatasi, Hasto ingin BKKBN tetap bisa memberi dampak kepada masyarakat melalui gerakan sejuta akseptor ini.
"Karena ini adalah di masa pandemi, BKKBN ingin sekali hadir di tengah rakyat. BKKBN dengan logo baru, generasi baru BKKBN siap untuk jadi sahabat keluarga, sahabat remaja dan lansia. Maka BKKBN mengadakan pelayanan secara serentak dengan nama gerakan sejuta akseptor," kata Hasto saat membuka gerakan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor di Kantor BKKBN, Jakarta Timur, Senin (29/6).
Tempat pelayanan KB sejuta akseptor dilakukan di Puskesmas di seluruh Indonesia, Praktik Mandiri Bidan (PMB), kunjungan rumah, rumah sakit, dan pelayanan KB bergerak. Adapun jenis pelayanan KB terdiri dari pil, kondom, suntik, IUD, implan, MOW dan MOP.
Hasto menambahkan, pelayanan yang dilakukan dalam gerakan ini tetap memperhatikan kualitas. Selain itu, kondisi zona wilayah dan protokol pelayanan disesuaikan dengan peraturan yang ada dalam pandemi Covid-19.
Hasto mengatakan, tentunya gerakan satu juta akseptor ini tidak dilakukan pada saat Harganas 2020 saja. Setelah tercapai satu juta akseptor pada Senin (29/6) BKKBN akan melakukan pemantauan secara rutin kepada akseptor yang ada di seluruh Indonesia.
"Pencatatan fasilitas kesehatan kita update terus tiap bulan. Kemudian, juga data-data tentang kehamilan, tentang persalinan dari dinas kesehatan dan sari kader-kader juga mengumpulkan. Saya kira kita bisa membikin surveilans yang cukup bagus dari awal pandemi ini hingga tahun depan," kata Hasto menambahkan.
BKKBN memiliki 24 ribu kader di seluruh Indonesia. Selain itu, Hasto menjelaskan, BKKBN juga memiliki petugas layanan sub PPKBD yang berjumlah 1,2 juta orang. "Sehingga, itulah yang menguatkan kita. Kita mampu update data secara real time," kata dia lagi.