Selasa 30 Jun 2020 20:17 WIB

Pendiri PKS KH Hilmi Dimakamkan dengan Protokol Covid-19

Pendiri PKS KH Hilmi Aminuddin dimakamkan dengan protokol Covid-19

Pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), KH Hilmi Aminuddin meninggal dunia pada Selasa (30/6) hari ini.
Foto: Republika
Pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), KH Hilmi Aminuddin meninggal dunia pada Selasa (30/6) hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), KH Hilmi Aminuddin meninggal dunia pada Selasa (30/6) hari ini. Mantan Ketua Majelis Syuro PKS itu dimakamkan dengan prosedur protokol kesehatan Covid-19.

Juru bicara keluarga, Sutisna mengatakan KH Hilmi Aminuddin dimakamkan di pemakaman keluarga di Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa barat, Selasa petang sekitar pukul 18.30 WIB. "Almarhum tiba di pemakaman jam 18.30 WIB, langsung dimakamkan dengan protokol kesehatan Covid-19, jenazah beliau tadi berangkat dari RS Santosa," ujarnya.

Baca Juga

Sutisna mengatakan, keluarga dekat Hilmi turut hadir dalam pemakaman tersebut. Mereka juga turut menerapkan protokol kesehatan dengan lengkap. "Jadi setelah pemakaman, barang-barang alat pelindung diri nya dimusnahkan, pokoknya seperti itu lah protokolnya," katanya.

Menurutnya, Hilmi diduga meninggal karena memiliki riwayat penyakit jantung yang diidapnya sejak lama. Hilmi, kata dia, sudah dirawat di rumah sakit sejak Jumat pekan lalu. Selain itu, kata dia, sejumlah tokoh PKS juga sempat melayat ke rumah duka. Di antaranya mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Anggota Komisi IX DPR RI fraksi PKS, Adang Sudrajat.

"Dari PKS pusat juga mungkin besok sebagian ada yang datang," ucapnya.

Sebelumnya, mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan kurang lebih sejak satu pekan lalu, almarhum dirawat di rumah sakit. Berdasarkan informasi yang diterimanya, menurutnya, almarhum mengalami sakit diare. 

"Dirawat di rumah sakit, masuknya Rabu atau Kamis, belum seminggu. Sakitnya, pada saat di opname diare," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement