REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara) menyelenggarakan sidang nasional untuk memilih ketua pada Sabtu (27/6). Musyawarah yang dilakukan secara daring selama hampir 15 jam tersebut menetapkan Teuku Faisal Fathani dan Hafif Assaf sebagai dwitunggal pemimpin Ikastara.
Ketua Panitia Pengarah Musyawarah Nasional, Priscillia Waworuntu, mengatakan, pandemi Covid-19 ini mendorong kreativitas dalam melaksanakan kegiatan tanpa meninggalkan substansi dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Media daring dianggap efektif dan sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah Indonesia.
Faisal Fathani merupakan seorang Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dan Hafif Assaf merupakan seorang profesional di bidang Industri Hulu Migas. Kolaborasi keduanya yang memiliki latar belakang profesi beragam diyakini dapat membawa IKASTARA untuk berkancah secara strategis di tingkat nasional dan internasional
"Sebagai sekolah yang berdiri pada 1990, Taruna Nusantara jelas masih lebih muda dibandingkan banyak sekolah lainnya. Namun alumni Taruna Nusantara tidak bisa dipungkiri menyebar ke berbagai sektor dan posisi strategis di dalam serta di luar negeri. Potensi inilah yang sejak awal akan dimaksimalkan salah satunya lewat Ikastara,” kata Faisal, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (2/7).
Di kancah nasional, sejumlah anggota Ikastara telah menempati beberapa posisi strategis, antara lain Rachmat Kaimuddin CEO Bukalapak, Agung Wicaksono mantan direktur utama TransJakarta, Febrio Kacaribu Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, dan Ari Juliano Gema Staf Ahli Menteri bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"5 sampai 10 tahun mendatang kami berharap anggota Ikastara bisa memberikan kontribusi terbaiknya untuk tanah air. Karena sebagian alumni sudah memasuki usia di puncak karir," kata dia.
Selain itu, dalam Munas tersebut, Faisal dan Hafif menyampaikan Ikastara harus mampu memperkuat pondasi organisasi dan kompetensi alumni, sebagai basis untuk berkarya untuk bangsa dan negara. Regenerasi harus terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan organisasi.