REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kesukaran kini masih dihadapi warga Rohingya yang mengungsi di Provinsi Aceh. Setelah terombang-ambing di perairan pantai Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, kini mereka mengungsi di Kamp Rohingya, Desa Peunteut, Kecamatan Blang Mangat. Sebagai penyintas konflik di negeri orang, tentunya sulit bagi mereka memenuhi kebutuhan hidup saat ini.
Situasi ini memantik kepedulian tim ACT dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Maluku. Bersinergi dengan pemuda-pemuda Maluku yang memiliki empati yang sama. Mereka melakukan penggalangan dana, disertai dengan musikalisasi puisi dan konser kemanusiaan bersama beberapa seniman sebagai wujud kepedulian terhadap etnis Rohingya.
Dua titik di Kota Ambon dipilih menjadi lokasi dari helatan ini, yakni di Jalan Sultan Babullah dan Jalan Kebun Cengkeh. Beberapa musisi turut berpartisipasi dalam aksi pada Selasa (7/7) lalu ini, antara lain Felish, Wahyu Renfaan, dan musikalisasi puisi kemanusian dari Cantika W. Muhrim.
Cantika mengapresiasi ACT yang selalu menyediakan ruang untuknya dan para pemuda di Maluku untuk dapat berkontribusi secara sosial dan kemanusiaan. Sehingga menyemangati para pemuda agar selalu berkolaborasi membantu umat dalam berbagai program kemanusian.
“Terima kasih ACT sudah menyediakan ruang untuk saya dalam aksi kemanusian seperti ini untuk membantu pengungsi muslim Rohingya di Aceh Utara. Dan (kepada masyarakat) doakan semoga saudara-saudara kita muslim Rohingya, anak-anak, dan perempuan dapat hidup tidak merasa kesulitan,” ujar Cantika.
Wahab menambahkan, aksi kemanusiaan ini merupakan salah satu ikhtiar mereka dalam memastikan bahwa masyarakat Rohingya tidak lagi ditimpa kesulitan selama berada di tanah Nusantara. Sebagai bagian dari warga negara ini, ia merasa bahwasanya tanggung jawab ACT juga untuk menunjukkan rasa kepedulian kepada mereka.
“Ikhtiar ini kami gerakkan sampai kami benar-benar memastikan pengungsi Rohingya tidak kesulitan ketika mengungsi di negara paling dermawan di dunia. Sehingga, kami dari Maluku, yang merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, juga ingin menunjukkan hal tersebut. Bahwasannya masyarakat kita benar-benar peduli terhadap kesulitan orang lain, khususnya saat ini kesulitan yang dialami saudara-saudara kita, etnis Rohingya, di Provinsi Aceh,” Wahab menjelaskan.