Jumat 10 Jul 2020 22:25 WIB

Prof Haedar: Pandemi Covid-19 Bukan Ilusi dan Konspirasi

Covid-19 merupakan realitas obyektif yang dihadapi semua bangsa.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.
Foto: Dokumen.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Prof Haedar Nashir mengatakan, pandemi Covid-19 bukanlah ilusi dan konspirasi. Covid-19 adalah realitas objektif yang saat ini tengah dihadapi oleh berbagai negara di dunia.

“Pandemi ini bukan ilusi, bukan konspirasi, tetapi realitas objektif yang dihadapi bukan hanya bangsa Indonesia tapi oleh seluruh bangsa di berbagai negara,” ujar Prof Haedar dalam pengajian bulanan PP Muhammadiyah bertema “Idul Adha di Masa Pandemi Covid-19”, Jumat (10/7) malam.

Baca Juga

Karena itu, dia mengajak kepada seluruh umat Islam di Indonesia, khususnya warga Muhammadiyah agar tidak memperselisihkan pedoman yang diterbitkan PP Muhammadiyah. Dalam pedoman itu, Muhammadiyah menganjurkan untuk tidak melaksanakan sholat Idul Adha di lapangan. Apalagi, tren Covid-19 di Indonesia sampai saat ini masih tinggi.

Kenapa saya mengajak untuk kita tidak berselisih terus soal-soal seperti ini, karena ada hal-hal mendasar yang harus kita pahami bersama, konteksnya adalah konteks darurat, pandemi, dan ini merupkaan kondisi objektif yang nyata,”kata Prof Haedar.

Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan hasil hisab Dzulhijah 1441 H. Muhammadiyah juga menyampaikan tuntunan ibadah puasa Arafah, Idul Adha, kurban, dan protokol ibadah kurban pada masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Sekertaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto menyampaikan bahwa berdasarkan hasil hisab, 1 Dzulhijah 1441 H jatuh pada 22 Juli 2020. Hari Arafah pada 9 Dzulhijah 1441 H jatuh pada 30 Juli 2020. Kemudian, Idul Adha pada 10 Dzulhijah 1441 H jatuh pada 31 Juli 2020.

"Sehubungan dengan wabah Covid-19 yang masih terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, PP Muhammadiyah menyampaikan tuntunan ibadah puasa Arafah, Idul Adha, kurban, dan protokol ibadah kurban pada masa pandemi Covid-19," kata Agung saat konferensi pers daring bertema "Tuntunan Ibadah Sholat Idul Adha" pada Rabu (24/6) lalu.

Terkait sholat Idul Adha di lapangan, PP Muhammadiyah menyampaikan, sebaiknya hal tersebut ditiadakan atau tidak dilaksanakan. Sholat Idul Adha bagi yang menghendaki dapat dilakukan di rumah masing-masing bersama anggota keluarga dengan cara yang sama seperti sholat Id di lapangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement