REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP memggelar rakor di kantor pusat di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (11/7).
Rakorbid itu dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Para peserta terlebih dahulu dipastikan non-reaktif dengan rapid test, diperlengkapi masker serta hand sanitizer, dan berjarak. Bahkan minum jamu sebelum mengikuti acara. Sesi rapat diatur sedemikian rupa sehingga rapat bisa berlangsung singkat, padat, dan jelas.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengajak kader Baguna selalu siap bergerak membantu di tengah pandemik. Hasto juga menyampaikan bahwa pandemi covid adalah momentum untuk bangsa Indonesia mengembangkan kemampuan berdikari.
"Dibalik covid-19, ini membuka jalan bagi kita agar berdikari bisa kita lakukan, karena kita punya semua sumber dayanya. Yang harus dilakukan adalah mengutamakan rasionalitas publik serta mendorong riset dan pengembangan," kata Hasto dalam keterangan persnya, Sabtu (11/7).
Rapat koordinasi yang dilakukan ini , kata Hasto, adalah demi mendorong terbangunnya optimisme demi menebar kebaikan. Karena sejatinya Baguna memang selalu menebarkan semangat kerakyatan.
"Justru ketika digembleng dengan serangan serta fitnah partai bisa selalu solid, dalam satu kesatuan rampak barisan, bahwa mereka yang selalu menyerang dan fitnah kita, justru kita tunjukkan rakyat selalu memberikan kepercayaan makin besar kepada PDI Perjuangan," kata Hasto.
Sementara Ketua DPP PDIP bidang Penanggulangan Bencana Ribka Tjiptaning menjelaskan tema rakor tersebut adalah 'Semua Buat Semua, Satu Buat Semua, Semua Buat Satu'.
Keprihatinan yang muncul saat ini adalah aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih terjadi, yang berdampak juga ke Jawa Tengah, Jakarta, dan daerah lain. Lalu berbagai bencana alam di Banten maupun Jaawa Barat. Di Riau, Sulawesi Selatan, terjadi banjir bandang.
"Makanya kita harus cepat berkoordinasi agar bisa membantu rakyat," kata Ribka.
Masalahnya, semua kejadian itu terjadi di tengah pandemi covid-19 yang mewajibkan pelaksanaan protokol kesehatan yang salah satunya adalah menjaga jarak. Maka itulah Badan SAR Nasional (Basarnas) diajak memberikan materi karena berpengalaman dalam hal teknis kebencanaan.
"Ini berkaitan dengan teknis. Kalau jeder, misalnya terjadi bencana, gimana caranya kalau di tengah pandemi covid, kita tetap harus menyelamatkan. Jadi bagaimana kita misalnya harus menjaga jarak, namun di saat sama harus juga mengungsikan," kata Ribka.