Ahad 12 Jul 2020 02:55 WIB

Bill Gates: Vaksin tak Tepat Sasaran buat Pandemi Lama

Obat dan vaksin Covid-19 harus tersedia bagi orang yang paling membutuhkan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Bill Gates mengatakan obat dan vaksin Covid-19 harus tersedia bagi orang yang paling membutuhkan. Ilustrasi.
Foto: AP
Bill Gates mengatakan obat dan vaksin Covid-19 harus tersedia bagi orang yang paling membutuhkan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Miliarder filantropis Bill Gates menyerukan agar obat-obatan Covid-19 dan vaksin harus tersedia bagi negara-negara dan orang-orang yang paling membutuhkannya. Dia menyoroti agar penemuan tersebut tidak jatuh kepada pihak yang memberikan penawaran tertinggi karena justru akan memperpanjang pandemi Covid-19.

"Jika kita membiarkan obat-obatan dan vaksin pergi ke penawar tertinggi, alih-alih ke orang-orang dan tempat-tempat yang paling dibutuhkan, kita akan memiliki pandemi yang lebih lama, lebih tidak adil, lebih mematikan," ujar Gates.

Baca Juga

Pendiri Microsoft tersebut mengatakan saat ini warga global membutuhkan pemimpin untuk membuat keputusan sulit tentang distribusi vaksin. Pendistribusian perlu berdasarkan ekuitas, bukan hanya pada faktor-faktor yang didorong pasar.

Gates mengatakan perkembangan obat dan vaksin Covid-19 bisa merujuk pada HIV dan AIDS. Dimulai dua dekade lalu untuk memerangi krisis HIV dan AIDS global, negara-negara bersatu akhirnya membuat obat tersedia di sebagian besar dunia termasuk Afrika.

Sebagai contoh, Gates merujuk pada Dana Global 2002 yang diciptakan untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria atas Rencana Darurat Presiden AS untuk AIDS Relief yang berbasis di AS. Rencana ini untuk memberikan obat-obatan kepada orang-orang untuk memerangi beberapa penyakit paling mematikan di dunia.

“Salah satu pelajaran terbaik dalam memerangi HIV/AIDS adalah pentingnya membangun sistem distribusi global yang besar dan adil ini untuk memberikan obat kepada semua orang,” kata Gates.

Dengan ratusan proyek vaksin yang sedang berjalan dan pemerintah di Eropa dan Amerika Serikat menginvestasikan miliaran dolar dalam penelitian, uji coba dan manufaktur, muncul kekhawatiran. Kondisi ini menjadikan negara-negara kaya dapat mengambil obat-obatan yang menjanjikan terhadap virus corona baru, meninggalkan negara-negara berkembang dengan tangan kosong.

Komisi Eropa dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan persaingan tidak sehat dalam perebutan obat yang dipandang sebagai kunci untuk menyelamatkan nyawa dan menyelesaikan kekacauan ekonomi yang dibuat oleh pandemi. Sementara beberapa pejabat di Washington telah mengindikasikan akan berusaha memprioritaskan penduduk AS.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement