REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Terkadang, perundungan tak bisa terhindarkan. Andaikan terpaksa mengalaminya dan tak bisa menghindar, ada beberapa langkah untuk mengatasinya yang disarankan oleh psikolog klinis Astrid Wen
"Pertama kita tetap tenang dan sebisa mungkin kita abaikan," ungkap Astrid dalam Online Talkshow: Lawan Bullying dengan Komedi yang dihelatAllianz Indonesia dengan EDU Foundation, Jumat (10/7).
Astrid mengatakan, jika berani, coba minta pelaku untuk menghentikannya. Caranya adalah dengan mengatakan dengan lantang bahwa kita meminta pelaku untuk berhenti melakukan perundungan.
Jika kita sudah meminta untuk berhenti dan gangguan semakin meresahkan, sebaiknya melapor kepada pihak otoritas. Jika perundungan terjadi di lingkungan sekolah, maka pelaporan bisa dilakukan kepada guru yang bisa dipercaya, peduli dengan murid, dan yang memahami bagaimana cara menanganinya.
Identitas pelapor juga sebaiknya disimpan rapat-rapat agar perundungan tak terjadi pula kepada pelapor. Pihak otoritas pun sebaiknya melakukan investigasi secara objektif dengan menelusuri bagaimana peristiwa teejadi.
"Kontrol siswa atau pelakunya empat mata. Selidiki apa yang membuat dia melakukan perundungan. Jika memang diperlukan memanggil orang tua, orang tua pun bisa dipanggil," jelas Astrid.
Lalu, bagaimana jika kita adalah orang yang melihat orang lain mengalami perundungan? Astrid menyarankan agar segera interupsi dengan netral.
Jika kita lebih dekat dengan pelaku, maka pada saat pelaku melakukan perundungan, coba dekati dia dan alihkan perhatiannya.
"Ajak fokus dia kabur dari titik itu agar perundungan tak terjadi," kata Astrid.
Hal yang sama jika kita lebih akrab ke orang yang mengalami perundungan. Kita bisa mendekati dia dan mengajak korban keluar dari lingkaran tersebut dan mencari tempat yang lebih aman, seperti keramaian.
Selanjutnya, kita bisa menanyakan bagaimana kondisi korban perundungan itu. Kita bisa menanyakan bagaimana keadaannya dan bantu dia untuk bisa menjadi lebih tenang.
Selain itu, menurut Astrid, kita juga bisa mengajak korban dan menemaninya untuk melaporkan kasus perundungan ke pihak otoritas. Kalau korban masih tak berani, maka kita perlu mengobservasi peristiwa demi peristiwa, mencatat kejadian dengan mengumpulkan barang bukti, dan melaporkan secara anonim ke pihak otoritas.
Lalu, bagaimana jika kita yang melakukan perundungan? "Setop tindakannya, itu tidak keren," tegas Astrid.
Dia juga menyarankan untuk menceritakan kepada mentor mengenai apa yang telah diperbuat. Selain itu, berteman dengan orang lain dan mencari hal positif adalah hal yang sangat disarankan.
"Kalau kita sulit berubah, datang ke psikolog. Nanti akan dibantu mengubah tingkah laku kekerasan ini," jelas dia.