REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan skenario terburuk dengan 'emergency brake' atau 'rem darurat' mungkin akan dijalankan. Hal ini akan dilakukan apabila lonjakan angka penularan Covid-19 terus tinggi di Jakarta.
Anie menyampaikan peringatan itu setelah Jakarta pada Ahad (12/7) mencapai angka positivity rate atau angka penularan kasus positif mencapai rekornya kembali, 404 kasus saat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
"Khusus hari ini di Jakarta mengalami lonjakan kasus tertinggi. Ingatkan kepada semua jangan sampai situasi ini berjalan terus, sehingga kita harus menarik rem darurat atau emergency brake," ujar Anies, Ahad (12/7).
Bila itu terjadi, kata dia, maka semua harus kembali dalam rumah, kegiatan perekonomian terhenti, kegiatan keagamaan terhenti, kegiatan sosial terhenti. Semua warga Jakarta akan kembali ke masa-masa seperti PSBB di awal, di mana semua pembatasan kegiatan akan kembali dilakukan.
"Dan dampaknya pada semua yang akan merasakan kerepotannya bila situasi ini berjalan terus," ucapnya.
Karena itu, Anies mengingatkan, perlunya kembali kewaspadaan warga Jakarta di tengah pandemi ini, agar tidak lengah dan tetap ketat menjalankan protokol kesehatan. Anies meminta, warga yang beraktivitas mewaspadai titik-titik penularan tinggi.
Pertama, kata dia, adalah tempat transportasi umum. Di situ, ada situasi di mana menjaga jarak itu sering kali sulit.
Kedua, ada di pasar tradisional. Dimana kondisi di pasar sering kali membuat interaksi penularan terjadi pendek. "Kita pun melakukan pengawasan pemantauan ada lebih dari 300 pasal 153 di bawah Pemprov DKI. Sisanya adalah pasar rakyat harus hati-hati," ujar Anies.
Protokol kesehatan yang dasar, tetap menjadi acuan dimana yang paling sederhana. Dia meminta, warga tetap pakai masker di mana saja, kapan saja dan dalam aktivitas apa saja. Kedua jaga jarak aman satu meter. Ketiga cuci tangan dengan sabun. Keempat pastikan dalam aktivitas apapun pasti kan ruangan tempat berkegiatan, tidak boleh lebih dari kapasitas 50 persen.
"Dan yang paling penting dari semuanya jangan ragu untuk mengingatkan siapapun kapanpun dimanapun. Ingatkan tegur bila ada yang tidak pakai masker, bila ada yang tidak jaga jarak, bila ruangan lebih dari 50 persen kapasitas, apabila tidak melakukan cuci tangan," tegasnya.
Semua kebijakan saat ini akan bergantung pada bagaimana warga Jakarta disiplin, menomorsatukan keselamatan diri. Dia berpesan, jangan sampai ada warga yang masih anggap enteng protokol kesehatan ini. Anies mengajak, semua pihak menjaga keselamatan diri dan keluarga dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Mari kita disiplin, Mari kita Ingatkan satu sama lain. Insyaallah angka ini besok-besok akan bisa menurun dan Jakarta kembali dalam kendali. Mari kita sama-sama ikhtiarkan sebagai tanggung jawab kita semua," ujar Anies.