Senin 13 Jul 2020 11:40 WIB

AS Hanya Punya Pilihan Terbatas Hadapi China di Hong Kong

Sanksi AS untuk pejabat China hanya berdampak kecil bagi kebijakan di Hong Kong

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Seorang wanita yang mengenakan masker wajah berjalan oleh gedung kantor Daerah Administratif Khusus Hong Kong di Beijing, Selasa, 30 Juni 2020. Media Hong Kong melaporkan bahwa Tiongkok telah menyetujui undang-undang yang kontroversial yang akan memungkinkan pihak berwenang untuk menindak subversif dan aktivitas pemisahan diri di Hong Kong, memicu kekhawatiran bahwa itu akan digunakan untuk mengekang suara oposisi di wilayah semi-otonom.
Foto: AP/Andy Wong
Seorang wanita yang mengenakan masker wajah berjalan oleh gedung kantor Daerah Administratif Khusus Hong Kong di Beijing, Selasa, 30 Juni 2020. Media Hong Kong melaporkan bahwa Tiongkok telah menyetujui undang-undang yang kontroversial yang akan memungkinkan pihak berwenang untuk menindak subversif dan aktivitas pemisahan diri di Hong Kong, memicu kekhawatiran bahwa itu akan digunakan untuk mengekang suara oposisi di wilayah semi-otonom.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Surat kabar Amerika Serikat (AS) Wall Street Journal (WSJ) melaporkan Washington sedang menimbang pilihan mereka yang terbatas untuk menghadapi Beijing atas langkah Negeri Tirai Bambu terhadap Hong Kong baru-baru ini. Ketegangan AS dan China kian memanas.

WSJ melaporkan langkah terhadap sistem finansial Hong Kong mungkin akan merugikan AS, negara-negara Barat, perusahaan-perusahaan di kota, dan para konsumen. Dalam laporan yang dipublikasikan pada Ahad (12/7) ini, WSJ mengutip sejumlah pejabat pemerintah AS dan pengamat.

Baca Juga

Dalam laporannya, WSJ menyampaikan langkah-langkah seperti memberlakukan sanksi terhadap pejabat China dan menerapkan larangan masuk bagi produk-produk China yang diproduksi di Hong Kong hanya berdampak kecil bagi sistem intregrasi keamanan dan politik yang ingin Beijing terapkan dengan Hong Kong.  

Salah satu sumber mengatakan pada WSJ pada Kamis (9/7) lalu, pemerintahan Presiden AS Donald Trump membahas rencana terhadap Hong Kong di Gedung Putih. Pekan ini para pejabat akan kembali menggelar rapat dan mungkin akan mengumumkan sanksi atau langkah lainnya.

Pekan lalu Washington memberlakukan sanksi pada Sekretaris Partai Komunis daerah semi otonom Xinjiang Chen Quanguo, anggota Politbiro yang sangat berkuasa dan tiga pejabat China lainnya. Beijing mengatakan sanksi-sanksi itu 'sangat merugikan' hubungan timbal balik antarkedua negara.

Pemerintah China juga memperingatkan akan menerapkan langkah balasan yang setara terhadap pejabat dan organisasi AS. Ketegangan AS-China mencakup berbagai isu mulai dari perdagangan, virus corona, undang-undang keamanan Hong Kong dan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.

Pada Sabtu (11/7), pemerintah AS mengeluarkan peringatan pada warganya 'untuk meningkatkan kehati-hatian' di China. Sebelumnya, Bloomberg melaporkan penasihat Trump mempertimbangkan proposal untuk menekan mata uang Hong Kong terhadap dolar AS, meskipun tampaknya gagasan itu tidak mendapatkan perhatian. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement