Rabu 15 Jul 2020 11:57 WIB

Pembelajaran di Enam Kepulauan Sumenep Digelar Tatap Muka

Pembelajaran dilakukan tatap muka karena enam kepulauan tak terjangkau internet

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah murid berlari memasuki ruang kelas
Foto: ANTARA/JOJON
Sejumlah murid berlari memasuki ruang kelas

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur Wahid Wahyudi mengungkapkan, sekolah-sekolah di enam kepulauan di Kabupaten Sumenep, Madura, menerapkan pembelajaran tatap muka. Alasannya, enam pulau tersebut belum terjangkau internet. Wahid juga memastikan, enam pulau yang dimaksud berstatus zona hijau Covid-19. Sehingga sangat memungkinkan untuk menjalankan pembelajaran tatap muka

"Ada beberapa pulau tidak terjangka internet. Contoh pulau Gili Mandangin, Sapeken, Nong Gunung, Masalembo, itu tidak terjangkau internet," ujar Wahid. Pulau itu zona hijau karena itu proses belajar mengajar tetap dilakukan tatap muka," kata Wahid di Surabaya, Rabu (15/7).

Selain sekolah di enam kepulauan tersebut, Wahid memastikan seluruhnya menggunakan metode pembelajaran daring untuk tahun ajaran baru 2020/2021. Mengingat belum adanya wilayah di Jatim, yang masuk zona hijau penyebaran Covid-19. Wagid menegaskan, pihaknya belum berencana menggelar kembali aktivitas belajar tatap muka, karena tidak ingin mengambil risiko.

Wahid mengatakan, khusus untuk proses Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), pihaknya memperbolehkan siswa datang ke sekolah. Tentunya tetap mengutamakan protokol pencegahan penularan Covid-19. Kunjungan siswa ke sekolah pun dibagi beberapa sesi, agar tidak menimbulkan kerumunan.

"Karena kondisinya belum ada zona hijau maka dilakukan dengan daring," ujar Wahid.

Sebelumnha, sebanyak 400 ribu lebih siswa jenjang SMA/SMK negeri dan swasta di Jawa Timur mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara daring. Rinciannya, MPLS diikuti 423 SMA negeri, 1.119 SMA swasta, 297 SMK negeri, dan 1.821 SMK swasta. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak para siswa dan insan pendidikan tetap optimistis serta semangat selama proses pembelajaran meski dilakukan secara daring.

Khofifah menjelaskan, pelaksanaan MPLS secara daring dilakukan berdasarkan kebijakan pemerintah pusat. Sekolah belum bisa melaksanakan pembelajaran secara tatap muka di wilayah berstatus zona merah akibat pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement